JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai perampokan Bank Jawa Barat-Banten (BJB) cabang Fatmawati, Jakarta Selatan, yang dilakukan seorang pria berinisial BS (43), bisa terjadi meskipun sang pelaku memiliki gaji sebesar Rp 60 juta.
Menurut Reza, sangat mungkin pengeluaran yang dimiliki BS lebih besar daripada pendapatan bulanannya itu.
Hal itu ditambah pula dengan tekanan psikologis yang muncul akibat utang sebesar Rp 1,5 miliar yang akan jatuh tempo. Semua hal tersebut berkelindan untuk menekan BS melakukan perbuatan nekat dengan merampok bank.
Baca juga: Punya Gaji Rp 60 Juta, Pelaku Rampok BJB karena Harus Bayar Utang Rp 1,5 Miliar Pekan Ini
"Jadi, gaji besar, tapi pengeluaran lebih besar. Dan sepertinya risiko dari tidak melunasi utang atau pun nature of business-nya sangat serius (sehingga pelaku nekat)," ucap Reza saat dihubungi, Kamis (7/4/2022).
Ia pun meminta polisi menyelidiki lebih jauh motif sesungguhnya dari perampokan yang digawangi BS.
Sebab menurut Reza, perampokan acap diteorikan sebagai kejahatan antara. Artinya, perampokan merupakan kejahatan untuk mengumpulkan sumber daya guna melancarkan kejahatan atau pelanggaran hukum lainnya.
"Atas dasar itu, penting bagi Polres Jakarta Selatan (Jaksel) untuk tidak melihat perampok semata-mata sebagai perampok," kata Reza.
"Polres Jaksel patut mengusut kemungkinan adanya rencana jahat, pelanggaran hukum, atau pun masalah lain yang tengah dihadapi pelaku selain perampokan itu sendiri," lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, BS (43), pegawai salah satu bank swasta yang mencoba merampok di BJB cabang Fatmawati memiliki ganji terbilang besar.
Baca juga: Pegawai Bank yang Rampok Bank BJB Fatmawati Bergaji Rp 60 Juta Per Bulan
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, pelaku dengan posisi sebagai staf HRD memiliki gaji sebesar Rp 60 juta per bulan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.