Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Duga Pembeli Luar Jakarta Masih Takut Berbelanja di Tanah Abang

Kompas.com - 16/04/2022, 23:23 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas jual dan beli di kawasan perbelanjaan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah mulai diramaikan pengunjung pada Sabtu (16/4/2022).

Keramaian ini diakui beberapa pedagang telah terjadi sejak sepekan menjelang ramadhan atau pun baru-baru ini saja.

Kendati mensyukuri peningkatan aktivitas jual beli di pusat perbelanjaan yang biasa menjadi incaran belanja menjelang hari raya Idul Fitri atau lebaran. Sejumlah pedagang mengaku peningkatan penjualan belum terjadi secara signifikan.

"Hari ini ramai, dibandingkan sebelum puasa jauh bedanya, tapi belum ramai-ramai banget," kata Nazareth (39) pedagang gamis kaki lima di Pasar Tanah Abang, Sabtu (16/4/2022).

Baca juga: Tarik Pembeli Usai 2 Tahun Sepi, Pedagang Tanah Abang: Jelang Lebaran, Makin Murah

Nazareth menduga hal ini lantaran banyak pembeli dari luar Jakarta yang belum berani berbelanja langsung ke Tanah Abang.

"Pelanggan saya rata-rata orang daerah luar Jakarta yang berbelanja untuk dijual kembali," kata Nazareth saat ditemui di lapaknya.

"Sementara mereka tahunya, di sini itu masih zona merah, jadi mereka takut untuk ke sini. Selain karena takut, mereka juga malas karena mereka tahunya banyak aturan kalau mau berbelanja di sini," lanjut Nazareth.

Baca juga: Lalin Padat di Tanah Abang Jelang Lebaran, Warga: Sebelum Puasa Macetnya Akhir Pekan Aja...

Nazareth berharap lebih banyak masyarakat yang tahu bahwa berbelanja di Pasar Tanah Abang sudah cukup aman. Ia pun berharap, masyarakat mau lebih berani untuk bermobilisasi termasuk berbelanja.

Sementara itu, Edy (50), pedagang celana perempuan di Central Tanah Abang, mengatakan momen menjelang lebaran tahun ini tidak lebih banyak memiliki pelanggan dibandingkan tahun kemarin.

"Saya lebih gede tahun lalu, bisa sampai 75 persen bedanya. Misalnya tahun lalu saya bisa jual 40.000 potong baju, sekarang cuma 16.000 potong baju," kata Edy mengawali cerita di lapaknya.

Edy menduga hal ini dikarenakan banyak pelanggannya yangengaku menerima bantuan sosial tunai dari pemerintah. Sehingga, lebih banyak warga yang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sandang di tokonya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com