Sebab, selama Ramadhan tahun lalu, Andi sama sekali tidak melayani penumpang untuk mengangkut barang.
"Tahun lalu libur, abis Lebaran baru mulai lagi," tuturnya.
Andi sudah 15 tahun menjadi seorang porter di Stasiun Gambir. Selama 15 tahun itu, dia tidak pernah menerapkan besaran tarif atas jasanya tersebut.
Dia mengatakan ikhlas menerima berapa pun pemberian dari penumpang kereta api yang telah menggunakan jasanya.
"Enggak pasti, tergantung orangnya," ucap Andi.
Menurut Andi, sebagian besar para pengguna jasa porter memberi upah sekitar Rp 20.000 sampai Rp 25.000 untuk sekali mengangkut barang-barang.
"Tapi ada juga yang baik, bisa kasih lebih," ujarnya.
Baca juga: PPKM Level 2 di Jakarta Kembali Diperpanjang, Berlaku hingga 9 Mei 2022
Menurut Andi, menjadi seorang porter stasiun tidak memiliki penghasilan yang tetap.
Adapun jumlah porter di Stasiun Gambir ada 250 orang. Waktu kerja mereka dibagi menjadi dua, yakni satu hari masuk dan satu hari libur.
"Dibagi dua jam masuknya, sekarang saya masuk nih, nah besok saya libur," kata Andi.
Ketika mendapat jatah libur, Andi mencoba mencari penghasilan lain di luar menjadi seorang porter stasiun.
"Jadi kalau libur di sini, saya sambilan kerja di tempat lain," tutur Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.