Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pria Ini Acungkan Jari Tengah ke Massa Aksi, Kesal dengan Pedemo yang Persoalkan Almamater

Kompas.com - 22/04/2022, 11:25 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Blok Politik Pelajar (BPP) Delpedro Marhaen mengungkapkan alasan di balik pria berbaju hitam berinisial SH mengacungkan jari saat aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda pada Kamis (21/4/2022) kemarin.

Menurut Pedro, SH mengacungkan jari tengah dan melontarkan kata-kata cacian di tengah aksi unjuk rasa kemarin setelah sebelumnya terdengar suara dari mobil komando mengatakan "yang tidak masuk barisan bukan bagian dari kita".

Baca juga: Acungkan Jari Tengah ke Massa Aksi, Pria Diduga Provokator Ditangkap Polisi di Patung Kuda

"Ini bukan pembelaan, namun dia melakukan hal itu (mengacungkan jari tengah) karena sebagai bentuk responnya terhadap eksklusifitas mahasiswa yang masih terus mempersoalkan soal almamater," kata Pedro kepada wartawan, Jumat (22/4/2022).

Pedro mengungkapkan bahwa SH merupakan anggota dari BPP yang tergabung dalam massa aksi unjuk rasa kemarin.

"SH bukan provokator dan penyusup, ia adalah salah satu rekan dari Blok Politik Pelajar, yang juga BPP tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia," kata dia.

Dia mengatakan bahwa kehadiran SH dalam barisan aksi unjuk rasa dalam kapasitasnya sebagai massa aksi yang tergabung dalam BPP maupun AMI.

"Dia punya hak untuk ada di situ, selain dari anggota BPP atau AMI. SH sebagai masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya, karena itu dilindungi oleh konstitusi," ucap Pedro.

Baca juga: Pria yang Acungkan Jari Tengah ke Massa Aksi Disebut Bukan Provokator, Polisi Didesak Bebaskan Dia

Sebelumnya diberitakan, polisi mengamankan seorang pria di kawasan Patung Kuda karena diduga memprovokasi massa aksi yang baru saja memulai aksi demonstrasi.

Pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, pria yang berdiri berada di belakang barikade polisi itu berteriak ke arah massa aksi.

Tampak pria berbaju hitam bertuliskan "Hanya ada satu kata, Mural" itu juga terlihat mengacungkan jari tengah ke arah massa aksi.

Sesaat kemudian, petugas kepolisian berpakaian preman pun langsung menanyakan maksud dan tujuan pria tersebut.

"Heh, mau apa kamu?" kata petugas dengan nada tinggi.

Baca juga: Penangkapan Sejumlah Orang oleh Polisi demi Kondusifnya Aksi Demo 21 April...

Setelah itu pun langsung ditarik oleh anggota kepolisian lain yang berada di lokasi.

"Ini demokrasi pak, saya punya hak," kata pria berbaju hitam itu.

Petugas kepolisian akhirnya menjatuhkan pria tersebut dan langsung memasukkannya ke dalam mobil tahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com