Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlunta-lunta Menunggu Kapal Seharian di Pelabuhan Merak...

Kompas.com - 27/04/2022, 06:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelabuhan Merak, Banten, dipadati kendaraan yang hendak naik kapal untuk menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, pada Selasa (26/4/2022).

Antrean kendaraan bahkan sampai meluber ke jalanan dekat pelabuhan. Pemudik harus menunggu sejak pagi hingga sore untuk naik ke kapal.

Pantauan Kompas.com pada Selasa pagi, pukul 08.45 WIB, antrean kendaraan sudah mengular sejak 1 kilometer sebelum pintu masuk area pelabuhan.

Antrean kendaraan yang didominasi truk ini terjadi karena kantong parkir di pelabuhan sudah penuh, sehingga petugas kepolisian memberlakukan buka tutup.

Polisi memprioritaskan pemudik dengan mobil dan motor pribadi untuk masuk ke pelabuhan terlebih dulu secara bertahap.

Baca juga: Pelabuhan Merak Mulai Dipadati Pemudik dan Truk, Polisi Berlakukan Buka Tutup Jalan

Namun, sesampainya di area pelabuhan, antrean kembali terjadi di gerbang masuk. Meski sudah membeli tiket secara online, pemudik harus antre panjang untuk melewati loket petugas.

Di loket itu petugas memverifikasi tiket elektronik yang sudah dibeli pemudik dengan melakukan scan pada barcode.

Selanjutnya, setelah melewati loket petugas, antrean kembali terjadi.

Kali ini ratusan kendaraan mulai dari mobil pribadi, bus, hingga truk harus mengantre berjam-jam untuk masuk ke dalam kapal feri.

Para pemudik yang tiba sejak pagi baru bisa memasuki kapal pada sore hari.

Kompas.com yang tiba di Pelabuhan Merak pukul 08.40 WIB baru bisa masuk kapal sekitar pukul 16.00 WIB. 

Baca juga: Polri: Lalu Lintas Tol dari Palembang hingga Probolinggo Lancar, Pelabuhan Merak Padat

Terlunta-lunta Menunggu Seharian

Sulastrini (31) sibuk menenangkan anaknya yang menangis di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Selasa siang itu.

Sudah berjam-jam ia dan putrinya yang masih berusia 6 bulan menunggu masuk ke kapal.

"Dari jam 7 pagi travel saya sudah sampai, tapi sampai sekarang belum naik kapal juga," kata Sulastri di tengah terik matahari yang menyengat, sekitar pukul 13.30 siang.

Ibu rumah tangga ini menggunakan jasa travel dari Tangerang untuk pulang ke kampung halamannya di Kalianda, Lampung Selatan.

Karena sudah menunggu hingga berjam-jam, sopir travelnya tak lagi menyalakan mesin mobil sehingga air conditioner (AC) pun tak menyala.

Bayi Sulastri pun jadi rewel karena kegerahan. Ia pun memutuskan membawa bayinya keluar sementara dari mobil ke tempat yang sedikit lebih adem di bawah pohon rindang.

"Enakan nunggu di sini (di bawah pohon), walaupun masih panas juga," katanya.

Baca juga: ASDP Akan Beri Diskon Tarif untuk Pemudik yang Menyeberang Pelabuhan Merak Siang Hari

Sulastri bukan satu-satunya pemudik yang terganggu dengan lamanya antrean masuk kapal di pelabuhan merak.

Ada ratusan mobil pribadi yang pada saat bersamaan harus menunggu berjam-jam untuk masuk ke kapal. Mereka ramai-ramai menyampaikan protes kepada petugas di lapangan.

Sejumlah pemudik yang membawa mobil pribadi turun dari kendaraannya karena terlalu lama menunggu antrean masuk kapal di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (26/4/2022). Sejumlah pemudik yang membawa mobil pribadi turun dari kendaraannya karena terlalu lama menunggu antrean masuk kapal di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (26/4/2022).

Mereka protes kenapa akses ke kapal sudah ditutup meskipun parkiran kapal terlihat masih lowong. Hal itu membuat hanya sedikit pemudik yang membawa mobil bisa terangkut tiap kali kapal datang.

"Masa antrean baru maju sedikit, kapalnya sudah penuh dan ditutup lagi. Kapan kami dapat kapalnya kalau begini," kata salah satu pemudik. 

Pemudik juga protes kenapa kapal yang sudah penuh itu tak segera diberangkatkan agar kapal selanjutnya bisa masuk dermaga. Selain itu, para pemudik juga memprotes sistem antrean masuk kapal yang berantakan.

Baca juga: Urai Kepadatan Pelabuhan Merak saat Malam Hari, Ini Rekomendasi Menhub

Tak puas dengan jawaban normatif petugas di lapangan, sejumlah pemudik yang tak saling mengenal itu kompak mendatangi kantor pengelola pelabuhan untuk meminta penjelasan.

Namun, upaya itu sia-sia karena tak ada satu pun pejabat berwenang yang bersedia menemui mereka.

Pembatasan Penumpang

Petugas dari pihak kapal mengakui bahwa ada pembatasan penumpang karena menyesuaikan dengan aturan terbaru yang diterbitkan Kementerian Perhubungan.

Hal itulah yang membuat akses masuk kendaraan ke kapal sudah ditutup meskipun parkiran kapal belum penuh.

"Kalau kita dari kapal sih maunya juga kapal bisa diisi sampai penuh, Mas, tapi aturannya sekarang dibatasi," kata Voni Dwi Rakata, petugas salah satu kapal swasta yang melayani penyebaran Merak-Bakauheni.

Baca juga: Prediksi Puncak Arus Mudik di Tol Tangerang - Merak

Voni menjelaskan, pihak Syahbandar Pelabuhan Merak benar-benar mengecek jumlah penumpang di tiap kapal jelang keberangkatan.

Jika jumlah penumpang melebihi dari batas yang ditentukan, Syahbandar tidak akan menandatangani surat jalan.

"Bahkan kemarin itu ada penumpang yang disuruh turun lagi karena sudah kelebihan muatan," kata dia.

Pengecekan itu membuat kapal yang seharusnya sudah siap berangkat menjadi tertahan selama sekitar 30 menit.

Petugas kapal Voni Dwi Rakata memberi penjelasan terkait pembatasan jumlah penumpang yang boleh naik ke kapal, di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Selasa (26/4/2022). Pembatasan penumpang ini membuat para pemudik harus menunggu berjam-jam untuk masuk ke kapal. Ihsanuddin Petugas kapal Voni Dwi Rakata memberi penjelasan terkait pembatasan jumlah penumpang yang boleh naik ke kapal, di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Selasa (26/4/2022). Pembatasan penumpang ini membuat para pemudik harus menunggu berjam-jam untuk masuk ke kapal.

Voni menyebutkan, aturan pembatasan penumpang ini baru berlaku di Pelabuhan Merak menjelang arus mudik Lebaran.

Kata dia, Kemenhub menerapkan aturan pembatasan ini dengan alasan mengutamakan keselamatan penumpang dari potensi overkapasitas yang bisa menyebabkan kecelakaan.

Namun, Voni mengkritik aturan itu karena justru dianggap merugikan penumpang. Apalagi, aturan itu justru baru diterapkan menjelang arus mudik, di mana jumlah penumpang tahun ini meningkat signifikan. 

"Kalau aturan seperti ini kan antrean jadi panjang, sementara pemudik menumpuk. Padahal, kan kami yang punya kapal, kapten kapal pasti lebih tahu kapasitas yang aman itu berapa," kata dia.

Baca juga: H-10 Idul Fitri, 32.650 Orang Menyeberang ke Sumatera via Pelabuhan Merak

Cegah Kelebihan Muatan

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Banten Handjar Dwi Antoro membantah bahwa pihaknya membatasi kuota penumpang untuk naik kapal.

"Enggak ada manfaatnya itu kalau (kapal belum penuh) langsung ditutup. Enggak mungkin kita batasi kuotanya," kata Handjar saat dihubungi Kompas.com.

Namun, Handjar mengakui, pihaknya saat ini menerapkan pengawasan yang lebih ketat pada setiap kapal yang akan berangkat dari Pelabuhan Merak untuk mencegah kelebihan muatan.

Dulu, kapal bisa terisi sesak karena muatannya telah melebihi kapasitas yang diatur. 

"Memang sebelumnya (isi kapal) dirasa lebih padat, karena saat ini (pengawasan dari petugas) lebih ketat," kata Handjar.

Baca juga: ASDP Siapkan Mudik Gratis Rute Jakarta-Bandar Lampung, Simak Cara Daftarnya

Kini, setiap kapal harus mematuhi ketentuan terkait kapasitas jumlah penumpang yang teknisnya sudah diatur oleh ahli dari Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.

Handjar menegaskan, pengetatan pengawasan ini dilakukan semata-mata untuk menjaga keselamatan penumpang kapal. Jumlah penumpang harus disesuaikan dengan kapasitas muatan kapal, jumlah baju pelampung, lifeboat, dan sekoci.

"Jika jumlah penumpang melebihi ketentuan, otomatis Syahbandar yang mengeluarkan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) tidak berani menandatanganinya demi menjaga keselamatan," kata Handjar.

Sejumlah kendaraan antre untuk masuk kapal di Pelabuhan Merak, Selasa (26/4/2022). Ihsanuddin Sejumlah kendaraan antre untuk masuk kapal di Pelabuhan Merak, Selasa (26/4/2022).

Meski demikian, Handjar memastikan pihaknya terus berupaya mencegah penumpukan penumpang dengan memperbanyak jumlah kapal hingga menambah petugas di akses gerbang masuk ke pelabuhan.

Pengecekan atau clearance terhadap kapal yang hendak berangkat, kata dia, juga diupayakan rampung secepat mungkin.

"Sekitar 18-20 menit, kalau sudah clear, bisa jalan jika semua sudah terpenuhi," ujarnya.

Baca juga: Menhub Imbau Pemudik dari Merak ke Bakauheni Berangkat pada Siang Hari

Andjar juga menyatakan, pihaknya terus berupaya membenahi agar sistem antrean masuk ke kapal bisa tertib sesuai kedatangan tiap penumpang.

"Kalau terkait antrean masuk kapal itu dari PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) selaku operator. Nanti saya akan menegur mereka kalau memang antreannya berantakan," kata Andjar.

Penambahan Kapal Tak Sebanding Kenaikan Jumlah Penumpang

Penumpukan kendaraan yang hendak naik kapal di Pelabuhan Merak sampai mengular ke jalan di luar kawasan pelabuhan, Selasa (26/4/2022). Ihsanuddin Penumpukan kendaraan yang hendak naik kapal di Pelabuhan Merak sampai mengular ke jalan di luar kawasan pelabuhan, Selasa (26/4/2022).

Sampai Senin (25/4/2022), PT ASDP mencatat terdapat kenaikan jumlah penumpang di Pelabuhan Merak sebesar 33 persen dibanding mudik Lebaran sebelum pandemi Covid-19.

Antusiasme warga untuk mudik meningkat setelah dua tahun terakhir tak bisa pulang ke kampung halaman.

General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Lutfi Pratama mengatakan, pada mudik Lebaran 2022 ini sudah ada 118.000 penumpang di atas kendaraan, sedangkan pada mudik Lebaran 2019 hanya ada 89.000.

"Di sini ada kenaikan penumpang di atas kendaraan yang pada 2019 sejumlah 89.000, pada 2022 ini naik menjadi 118.000 atau naik sekitar 33 persen," ujarnya saat laporan secara virtual Posko Angkutan Lebaran Terpadu, Senin (25/4/2022).

Baca juga: ASDP Catat Kenaikan Penumpang di Pelabuhan Merak Sebesar 33 Persen

Dari sisi kendaraan roda empat yang diangkut di Pelabuhan Merak, tercatat ada kenaikan hingga 42 persen menjadi 14.000 kendaraan dari 9.900 kendaraan di 2019.

Kemudian, terdapat kenaikan yang cukup signifikan untuk kendaraan truk atau logistik yang mencapai 95 persen menjadi 10.486 kendaraan dari tahun 2019 yang hanya 5.300 kendaraan.

ASDP sebenarnya telah menambah jumlah kapal untuk mengantisipasi penumpukan, tetapi jumlahnya masih belum sebanding dengan kenaikan jumlah penumpang.

ASDP menyiapkan 68 kapal untuk periode mudik Lebaran 2022, tetapi sampai Senin lalu baru dioperasikan 27 kapal.

Jumlah itu hanya naik 17 persen dibanding periode mudik Lebaran 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com