Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Cerita Penyandang Tuli yang Diperlakukan Tidak Menyenangkan Saat Lamar Jadi Mitra Grab...

Kompas.com - 30/04/2022, 08:31 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria penyandang tuli mengaku menerima perlakuan kurang ramah ketika hendak melakukan wawancara kerja di Grab Indonesia.

Kekecewaan itu diungkapkan dalam surat terbuka yang diunggah oleh pemilik akun Instagram @tonandaputra bersama akun istrinya @amanda_farliany pada Selasa (26/4/2022).

Dalam unggahan video berbahasa isyarat yang diberikan sulih teks (terjemahan) di beberapa bagian, keduanya menjelaskan pengalaman saat melakukan interview di kantor pendaftaran mitra di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

"SURAT TERBUKA untuk @grabid Saya kecewa pelayanan BURUK terhadap suamiku @tonandaputra di tempat pendaftaran mitra @grabid cakung ... Tentu saja saya tidak bisa menerima seperti itu..," ungkap Amanda dalam takarir unggahannya, Selasa.

Baca juga: Penyandang Tuli Diperlakukan Tidak Menyenangkan Saat Melamar Jadi Mitra, Grab Indonesia Akui Kesalahan Prosedural

Hingga Rabu (27/4/2022) pukul 12.00 WIB, unggahan tersebut sudah disukai oleh lebih dari 11.300 pengguna Instagram.

Dalam video tersebut, Tonan menceritakan, ia tengah membutuhkan biaya tambahan sehingga dia melamar sebagai mitra pengemudi di Grab Indonesia.

Satu bulan berselang, Tonan menerima panggilan wawancara di kantor tersebut.

Setibanya di lokasi wawancara, Tonan menunjukkan surat undangan kepada petugas sekuriti. Saat bertemu petugas satpam, ia ingin menyampaikan bahwa tidak bisa mendengar.

"Dia tidak mengerti, lalu saya diminta tunggu, kemudian dipertemukan dengan kepala sekuriti," kata Tonan dalam bahasa isyarat.

Baca juga: Satpam Grab yang Perlakukan Buruk Penyandang Tuli Dicopot dan Wajib Bantu Komunitas Disabilitas

Selanjutnya, Amanda dalam unggahannya menjelaskan, suaminya ditemui oleh petugas keamanan yang memasang raut wajah masam dan marah.

"Dan diketemukan lagi oleh sekuriti lain (kepala sekuriti) yang lagi-lagi seperti tidak diterima dengan muka masam, dan raut wajah yang marah-marah," tulis Amanda yang merupakan sepupu aktris Shireen dan Zaskia Sungkar.

Merasa komunikasi tidak berjalan lancar, Tonan pun menunjukkan undangan wawancara tersebut. Namun, saat itu Tonan mengaku menerima perlakuan kurang menyenangkan.

"Dia menunjukan isi WA dan undangan yang tertulis bahwa dia diundang interview. Malah Disuruh membaca dengan jelas dan keras, Tonan sudah mengikuti. Sampai di tes dengan dipanggil dari jauh, wah TIDAK SOPAN.." tulis Amanda.

Amanda menduga, para petugas sekuriti saat itu tengah mengetes kemampuan pendengaran Tonan.

"malah coba tes lg Dipanggil,bertepuk tangan kencang2,seolah2 mengetes pendengarannya yang memang Tuli," lanjut Amanda.

Baca juga: Grab Indonesia Akhirnya Temui Penyandang Tuli yang Mendapat Perlakuan Tak Menyenangkan Saat Melamar Jadi Mitra Pengemudi

Setelah itu, Amanda menyebutkan, suaminya justru diberi tahu bahwa tidak ada lowongan bagi penyandang tuli.

"Setelah itu malah diberitahu bahwa tidak ada lowongan untuk disabilitas Tuli. Ngacoow ???? sumpah saya kesel banget..," ungkap Amanda.

"Tapi suamiku Tonan tidak marah atau tersinggung cuman KECEWA pelayanan nya yang BURUK !! Karena itu dianggap tidak sopan, tidak pantas, menghina dan merendahkan teman2 Tuli seperti ini," lanjut Amanda.

Penjelasan Grab Indonesia

Menyikapi kejadian tersebut, Grab Indonesia telah menemui Tonan dan keluarganya pada Rabu.

"Dengan segala kerendahan hati, Grab Indonesia sangat mengapresiasi sambutan positif Bpak Tonanda yang telah berkenan menerima permintaan maaf kami," kata Chief Communications Officer of Grab Indonesia Mayang Schreiber dalam keterangannya, Jumat (29/4/2022).

Baca juga: Klarifikasi Grab soal Cerita Penyandang Tuli yang Mengalami Diskriminasi

Mayang mengatakan, Grab selama ini telah rutin berkonsultasi dengan Gerkatin dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia dalam melaksanakan program kemitraaan dengan penyandang disabilitas, termasuk implementasi untuk semua inisiatif perbaikan program tersebut.

"Dengan program rekrutmen mitra penyandang disabilitas yang telah berjalan selama lima tahun, seharusnya kejadian ini dapat dihindari. Kami harus dan akan menjalankan program ini dengan lebih baik, sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan," ungkap Mayang, Rabu lalu.

Satpam dicopot

Terkait kejadian yang dialami Tonan, Grab pun telah melakukan investigasi internal. Hasilnya, Grab Indonesia menyimpulkan telah terjadi kesalahan prosedural di lapangan.

"Grab Indonesia telah merampungkan investigasi internal dan hasil temuan mengonfirmasi terjadinya kesalahan prosedural di lapangan yang mengusik rasa kemanusiaan," kata Mayang.

Akibatnya, Grab memutuskan untuk mencopot jabatan para karyawan yang bersangkutan dalam tindakan tidak menyenangkan yang dialami Tonanda.

"Grab memutuskan untuk mencopot karyawan Grab terkait dari posisinya, menghentikan semua perannya di lini depan dan memindahtugaskan ke pekerjaan administrasi," jelas Mayang.

Baca juga: Calon Mitra Disabilitas Protes, Grab Tidak Mengelak dan Langsung Benahi Sistem Rekrutmen

Selain itu, pihaknya juga telah mengganti seluruh petugas sekuriti di lokasi Cakung dengan personel baru.

"Karyawan yang bersangkutan akan menjalani pelatihan tentang budaya disabilitas yang diberikan oleh tim Grab pada 9 Mei 2022, yang dirancang bersama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia," kata Mayang.

Selain itu, para karyawan juga diwajibkan mengikuti pelatihan dan membantu komunitas disabilitas mulai bulan depan.

"Karyawan tersebut juga diwajibkan untuk menggunakan sebagian jam kerjanya untuk membantu komunitas penyandang disabilitas yang bekerja sama dengan Grab dan akan dimulai pada tanggal 9 Mei 2022," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com