KOMPAS.com - Ketupat babanci merupakan salah satu makanan tradisional khas betawi yang sudah langka keberadaannya. Dinamakan ketupat babanci dikarenakan bahan pokoknya menggunakan potongan ketupat.
Sayur ketupat babanci biasanya disajikan oleh masyarakat betawi di saat momen lebaran baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha. Mmasyarakat wilayah Kemayoran dan Cempaka Putih yang sering menyajikan menu ini di meja makannya.
Hal itu karena wilayah tersebut merupakan Betawi Tengah yang di masa kolonial Belanda masuk dalam wilayah yang disebut Weltevreden dan Meester Cornelis.
Walaupun dinamakan sayur tetapi bahan yang digunakan tidak mengandung sayur.
Nama babanci mengacu pada "kelakuan". Sajian ini yang dinilai "banci" karena identitasnya sulit didefinisikan. Pasalnya sayur babanci bukan termasuk gulai, kare, maupun soto.
Makna lainnya menurut tokoh kuliner Bondan Winarno, kata babanci merupakan akronim dari Baba-Enci (panggilan khas orang China) sehingga dapat dikatakan bahwa hidangan ini merupakan hidangan peranakan China-Betawi.
Namun begitu terdapat opini lain yang mengatakan bahwa akronimnya adalah Babeh-Encing yang merupakan panggilan khas Betawi. Babeh adalah panggilan ayah dan encing untuk panggilan bibi.
Baca juga: 12 Makanan Betawi yang Langka, Ada Sayur Babanci dan Gabus Pucung
Sayur babanci dibuat dari daging kepala sapi. Namun bagian otak, lidah, dan hidung tidak diikut sertakan.
Dalam perkembangannya, saat ini banyak yang membuat makanan ini menggunakan daging has dalam mengingat daging bagian kepala sapi semakin mahal harganya.
Sedangkan ketupat yang menjadi pendamping Sayur Babanci menurut sejarawan H.J. de Graaf, merupakan simbol dari perayaan hari raya Islam sejak masa pemerintahan Raden Patah di Demak sekitar awal abad ke-15.
Menu Sayur Babanci merupakan akultutasi tiga budaya, yaitu Arab, Tionghoa, dan Betawi. Pengaruh Arab ada dalam penggunaan rempah seperti jintan.
Pengaruh Tionghoa konon karena dulunya makanan ini banyak dimasak oleh masyarakat Tionghoa-Betawi dan pengaruh Betawi ada pada penggunaan rempah unik seperti botor, kedaung, dan tai angin.
Untuk bumbu yang digunakan, terdapat sekitar 21 jenis bumbu yang terdiri dari beberapa rempah langka, seperti kedaung, botor, lempuyang, temu mangga, temu kunci, bangle, dan lain-lain.
Seiring perkembangan zaman dikarenakan keberadaan rempah yang langka, untuk saat ini sayur babanci lebih mirip dengan gulai, terutama untuk aromanya.
Pada akhir pembuatan ketupat dimasukkan serutan kelapa dan serundeng yang ditumbuk halus.
Referensi: