Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murtado, Si Macan Kemayoran

Kompas.com - 06/05/2022, 02:45 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebutan Macan Kemayoran memang tak asing di telinga. Macan Kemayoran merupakan julukan untuk jagoan betawi bernama Murtado. 

Murtado merupakan tokoh betawi yang disegani pada zaman dahulu. Ia merupakan warga asli Kemayoran, Jakarta Pusat. Namanya mulai dikenal saat kegigihannya melawan tentara Belanda saat zaman penjajahan. 

Memiliki Sifat Terpuji

Murtado mempunyai sifat-sifat yang baik, tidak sombong, baik kepada anak kecil, hormat kepada orang tua, dan senantiasa bersedia menolong orang-orang yang mendapat kesusahan.

Selain itu ia juga sudah menekuni ilmu agama dan bela diri dari sejak kecil. Oleh karena itu Murtado pun digemari penduduk sekampung.

Melawan Suruhan Belanda Demi Rakyat Kecil

Saat situasi Kemayoran tidak tenteram, banyak penduduk yang tertekan karena adanya ancaman dari kompeni Belanda. Sampai suatu ketika seorang tuan Belanda bernama Rusendal meminta orang kepercayaannya yang bernama Bek Lihun memeras rakyat.

Pemerasan dilakukan dengan berkedok pajak. Bahkan berbagai pungutan liar sangat mengggila kala itu.

Melihat situasi tersebut, Murtado tak tinggal diam. Dua orang tukang pukul dari Tanjung Priok yang diutus Bek Lihun untuk membunuh Murtado berhasil dikalahkannya di daerah Kwitang.

Setelah kejadian-kejadian itu, Bek Lihun mulai menghargai Murtado. Keduanya pun kemudian berteman baik.

Mengalahkan Perampok Ternama 

Pada saat itu ada seorang bernama Warsa. Ia merupakan pimpinan dari beberapa gerombolan perampok. Saking banyaknya perampokan di Kemayoran, Bek Lihun pun mendapat teguran dari Tuan Belanda karena tidak lagi dapat menjaga keamanan di kampungnya.

Bek Lihun akhirnya meminta bantuan kepada Murtado. Murtado sebetulnya tidak ingin membantu Belanda namun ia menyadari, bahwa mereka juga bertanggung jawab atas keamanan kampung tersebut.

Baca juga: Mengenal Nama-nama Tokoh dalam Cerita Si Pitung 

Pada akhirnya Murtado bersedia membantu Bek Lihun. Bersama dua orang temannya yang bernama Saomin dan Sarpin, gerombolan rampok itu akhirnya dapat dikalahkan. Warsa sendiri mati di tangan Murtado. Lalu hasil rampok dikembalikan oleh Murtado ke pemiliknya.

Oleh karena itulah semua rakyat di daerah Kemayoran merasa berhutang budi kepada Murtado. Termasuk tuan Belanda yang ingin mengangkatnya menjadi Bek di Kemayoran menggantikan Bek Lihun.

Namun tawaran tersebut ditolaknya, karena Murtado tidak ingin menjadi bawahan penjajah. Dari situlah kemudian Murtado di sebut si Macan Kemayoran.

Referensi:

  • Clara, Amanda. (2009). Cerita Rakyat Dari Sabang Sampai Merauke. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com