Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI: Belum Ada Tambahan Kasus Suspek Hepatitis Akut di Jakarta

Kompas.com - 07/05/2022, 09:34 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta belum menemukan adanya penambahan kasus suspek hepatitis akut misterius, yang sebelumnya dilaporkan telah merenggut nyawa 3 anak di Jakarta. 

Meski begitu, pemantauan terhadap seluruh pasien yang mengalami gejala hepatitis terus dilakukan agar tak kecolongan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, ia sudah meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk melakukan tes pada semua pasien yang mengalami gejala hepatitis.

Gejala yang mengarah kepada hepatitis diantaranya kulit menunging, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, hingga gangguan pada fungsi hati.

 

Jika masuk dalam golongan hepatitis A, B, C, D dan E, berarti pasien masih tergolong aman karena penyakit itu sudah lama terdeteksi dan ada obatnya.

"Tapi kalau tidak termasuk hepatitis A-E, sementara si pasien itu mengalami gejala mirip hepatitis, itu yang perlu dievaluasi lebih lanjut," kata Dwi kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2022). 

Baca juga: 3 Anak di Jakarta Meninggal Diduga karena Hepatitis Akut Misterius, Ini Imbauan Dinkes DKI untuk Cegah Penularan

Namun Dwi mengkalim sejauh ini pihaknya belum menemukan lagi kasus suspek hepatitis akut. 

"Suspek beneran dalam artian hepatitis A-E nya negatif tapi dia alami gejala, kita belum temukan karena pemeriksaan masih ongoing," katanya. 

Dwi pun berpesan agar masyarakat menerapkan pola makan bersih untuk menghindari tertular hepatitis akut yang penyebabnya masih misterius ini. 

Berkaca pada penyakit hepatitis A, B, C, D dan E yang sudah ada sebelumnya, maka penularan virus yang menyebabkan penyakit ini adalah melalui saluran pencernaan.

Dwi meminta masyarakat rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, khususnya sebelum makan. Jika hendak menyimpan makanan juga harus selalu di tempat yang tertutup sehingga tak bisa dijangkau oleh serangga.

"Pilih makanan yang sehat, yang aman, yang kemudian tidak tercemar bakteri gara-gara misalnya sudah dihinggapi lalat,” kata dia.

“Lalu jangan menggunakan alat makan secara bersama-sama," sambungnya.

Baca juga: Pengemudi Ojol Kaget Diajak Berhubungan Seks oleh Calon Penumpangnya

Sebelumnya diberitakan, tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dengan dugaan hepatitis akut meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda selama rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketiga pasien itu merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kemenkes sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Kasus Diduga Hepatitis Akut Misterius di Indonesia Kemungkinan Bertambah, Ini Kata Kemenkes

 

Sejak informasi mengenai hepatitis akut misterius ini dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO, kata dia, jumlah laporan terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com