Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penularan PMK, DKP Kota Tangerang Periksa Puluhan Peternakan Sapi

Kompas.com - 13/05/2022, 18:55 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang memeriksa puluhan peternakan sapi di wilayah tersebut selama satu pekan belakangan ini.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menanggapi adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti sapi ternak di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kabid Pertanian DKP Kota Tangerang Ibnu Ariefyanto berujar, hingga saat ini belum ditemukan kasus PMK yang menjangkiti sapi ternak di Kota Tangerang.

Namun, pihaknya tetap memeriksa sejumlah peternakan sapi yang ada di wilayah itu untuk mencegah penyebaran PMK.

“Pemeriksaan kesehatan PMK sapi sudah dilakukan DKP (selama) seminggu belakangan ini dan sudah 34 peternakan sapi diperiksa," papar Ibnu, dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Suhu Panas Landa Kota Tangerang, Warga Cari Kafe Ber-AC Guna Sejukkan Diri

"Aksi ini akan terus dilakukan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang dicek secara menyeluruh," sambungnya.

Guna mencegah PMK di Kota Tangerang, DKP hendak membentuk Tim Unit Respons Cepat PMK.

Tim itu bakal mendistribusikan obat-obatan, vitamin, dan memberikan antibodi kepada hewan ternak.

Pihaknya, imbuh Ibnu, juga bakal mengumpulkan seluruh peternak di Kota Tangerang untuk menyosialisasikan soal PMK.

"Sama-sama mengetahui, Kementerian telah menutup jalur pengiriman sapi dari daerah yang terindikasi PMK. Kota Tangerang saat ini tinggal memperketat tidak diterimanya ternak sapi dari wilayah yang terduka terdampak PMK," tambahnya.

Baca juga: BMKG Ungkap Alasan Suhu Panas yang Landa Kota Tangerang Belakangan Ini

Ibnu mengingatkan, PMK tak menular kepada manusia. Kemudian, daging hewan yang terjangkit pun masih bisa dikonsumsi, usai dimasak dengan sempurna.

Di sisi lain, Ibnu meminta para peternak agar menjaga kesehatan sapinya masing-masing beserta kandangnya.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak panik dengan adanya wabah PMK.

"Kami berharap para peternak sapi dapat menjaga kesehatan kandang dan tubuh sapinya," katanya.

Pakar kesehatan masyarakat veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Mustofa Helmi sebelumnya mengungkapkan, penyakit mulut dan kuku bersifat sangat menular ke sesama hewan.

Bahkan, tingkat penularannya mencapai 100 persen.

Baca juga: BMKG Sebut Suhu di Kota Tangerang Sudah Kembali Normal: Rata-rata 33 Derajat Celsius

Akan tetapi, sambungnya, tingkat penularan ke manusia sangatlah rendah, karena tergolong virus nonzoonosis.

"Adanya virus PMK disebabkan oleh virus Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae," jelas dia.

"Adapun ciri-cirinya adalah melepuh pada mulut sapi, kemudian juga teracak itu kakinya sapi," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com