Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Orangtua Korban Penculikan di Tangsel Kembali Bertemu Anaknya...

Kompas.com - 13/05/2022, 19:49 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - S (42) mengaku lega karena bisa kembali bertemu dengan anaknya, KDP, yang menjadi korban penculikan.

KDP yang berusia 12 tahun diculik di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Selasa (10/5/2022).

S dan istrinya mendapat kabar dari dua teman KDP pada Selasa sore bahwa anaknya dibawa pergi oleh seseorang sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Orangtua Korban Penculikan di Tangsel Ungkap Kondisi Terkini Anaknya

 

Kejadian itu berawal saat KDP dan dua temannya bermain di kawasan Jakarta Selatan sekitar pukul pukul 11.00 WIB. Selama KDP hilang, keluarga tidak mendapatkan informasi apa pun.

"Gelisah pasti, istri lebih parah lagi gelisahnya," ujar S saat ditemui di kediamannya di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (13/5/2022).

S merasa tidak tenang sejak mengetahui anaknya dibawa oleh orang tak dikenal. Ia dan istrinya pun kesulitan tidur karena khawatir. Namun ia berusaha tetap tenang dan kuat.

"Intinya harus kuat, kalau enggak kuat kita ambruk. Kita harus tenang, ada tetangga, saudara, ada banyak teman juga," tutur S.

Kemudian pada Kamis (12/5/2022), keluarga mendapat telepon dari kepolisian dan meminta mereka agar menjemput KDP ke Polres Jakarta Selatan.

"Senang bisa berkumpul lagi. Adem rasanya, lega," ungkap S.

Baca juga: Puan Minta Pelaku Penculikan dan Pencabulan Anak di Jakarta-Bogor Dijerat UU TPKS

Tampak raut wajahnya memancarkan rasa bahagia karena anaknya tersebut telah kembali dalam keadaan baik-baik saja.

Sebelumnya diberitakan, Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi mengatakan, pada Selasa (10/5/2022), pelaku menculik salah satu dari tiga remaja laki-laki yang tengah jajan di kawasan Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Saat itu, pelaku juga membawa bocah laki-laki berinisial F (11) yang diculik di Bogor. Selain KDP, anak-anak yang ditemui pelaku di Jakarta Selatan adalah ZA (13) dan RF (14) yang membawa dua sepeda motor. Pelaku pun membawa tiga anak itu dengan modus mengaku sebagai aparat yang merazia orang tanpa masker.

"Anak-anak ini sedang bermain, di situ kemudian dia (pelaku) mengatakan kalau tidak pakai masker, harus ikut. Mereka ikut dibonceng dengan satu korban lain dari Bogor. Jadi, satu motor empat orang yang naik. (Mereka) dibawa muter-muter," ujar Budi.

Di perjalanan, pelaku menurunkan tiga anak, yaitu F,  ZA, dan RF di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Sementara KDP, kata Budi, sempat dibawa hingga ke Cianjur dan Bogor, Jawa Barat, sebelum kembali ke Jakarta.

Baca juga: Orangtua Korban Penculikan di Tangsel Ungkap Kondisi Terkini Anaknya

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Siswo DC Tarigan, saat dihubungi terpisah kemarin mengatakan, pelaku A ditemukan di sebuah masjid Kebayoran Lama, beserta 10 anak-anak yang diduga korban penculikan.

“Kami langsung bawa ke Mapolres Bogor. Ada sembilan anak dari Jakarta Pusat dan satu anak hilang dari Jakarta Selatan. Itu dari pengembangan kasus dari anak Bogor yang diculik,” ucap Siswo.

Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin, dalam keterangan resminya, mengatakan, anak-anak yang diculik pelaku tersebar di beberapa wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, dan Bogor.

Saat ini, pihaknya masih mendalami motif pelaku penculikan anak-anak. Berdasarkan pemeriksaan, pelaku sudah tiga kali mendapat hukuman tindak kriminal.

“Pelaku pernah terlibat aksi terorisme. Selain itu, pelaku juga dapat pelatihan di Poso tujuh bulan. Kami masih dalami kasus ini,” kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com