TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak kepolisian diminta memiliki empati kepada para korban kecelakaan bus peziarah di Ciamis, Jawa Barat, pada Sabtu (21/5/2022).
Korban yang merupakan warga Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, itu diketahui hendak berziarah ke sejumlah daerah di Jawa Barat menggunakan bus pariwisata.
Agus Sukamto, salah satu korban, mengaku ditanya banyak oleh kepolisian soal kecelakaan tersebut terkait kendaraan yang digunakan para korban.
"Petugas itu malah banyak nanya ke kami. Kami kan pengguna (kendaraan), jadi kalau menyangkut mobil, ya kami tidak tahu," tuturnya saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Sukamulya, Minggu (22/5/2022).
Baca juga: Detik-detik Bus Peziarah Kecelakaan di Ciamis, Sopir Panik dan Berteriak Saat Lewati Jalan Menurun
Agus menilai, pihaknya selaku pengguna jasa perusahaan otobus hanya mengetahui bahwa perusahaan itu profesional.
Tak hanya itu, ia berkeberatan saat polisi menanyakan banyak hal kepada korban karena kebanyakan korban sudah lanjut usia. Kecelakaan itu membuat para korban trauma.
"Jadi jangan yang (terkena) musibah, banyak ditanya. Kasihan mereka trauma, kebanyakan kan (korban/peziarah) orang tua," sebut Agus.
Dia juga mengungkapkan, saat korban berada di puskesmas, pihak kepolisian membutuhkan waktu cukup lama untuk hadir.
Baca juga: Peziarah Korban Kecelakaan di Ciamis Mengaku Baru Dievakuasi Beberapa Jam Usai Kejadian
Menurut Agus, pihak yang berperan banyak membantu mengevakuasi para korban adalah pihak desa dan masyarakat setempat.
Tokoh masyarakat juga turut berperan usai kecelakaan itu terjadi.
"Dari Polri juga pada saat kejadian di puskesmas juga mereka tidak hadir. Dalam arti, pak kepala desalah yang berperan dengan masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, teman-teman puskesmas," papar dia.
Dalam kesempatan itu, Agus meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mengevaluasi kinerja para bawahannya.
Sebab, kasus kecelakaan yang terjadi di Ciamis itu menyangkut keselamatan warga.
"Ke Bapak Kapolri, ke Menhub, karena menyangkut keselamatan itu. Ya kita harus saling menjagalah, kita kan sebagai masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Anak Peziarah yang Meninggal Kecelakaan di Ciamis: Saya Lihat Foto, Ibu Sudah Tergeletak...
Di sisi lain, Agus menganggap bahwa peristiwa itu merupakan kehendak Allah SWT.
"Cuma kan kita tidak bisa (menentukan), kehendak dari Allah-lah. Mungkin manusia sudah berusaha, ya tuhan juga yang menentukan," katanya.
Untuk diketahui, bus yang dinaiki para peziarah itu mengalami kecelakaan di Tanjakan Balas, Kecamatan Panumbangan, Ciamis, Jawa Barat, Sabtu malam kemarin.
Total terdapat 48 orang luka-luka dan empat orang meninggal dunia. Satu korban meninggal (Sri Mulyani/45 tahun) dan 15 orang luka-luka berasal dari Kabupaten Tangerang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.