Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Manggarai Mau Jadi Stasiun Sentral, Pemprov DKI Bisa Apa?

Kompas.com - 06/06/2022, 17:30 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana menjadika Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral memang masih banyak menyisakan persoalan. Meski begitu, rencana itu masih mungkin dijalankan asalkan pemerintah pusat turut melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Terlebih, mayoritas masyarakat dari Bogor, Depok, Tangerang yang memanfaatkan kereta rel listrik (KRL) commuter line bekerja di Jakarta.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno berujar keterlibatan Pemprov DKI Jakarta dapat dilakukan dengan membuka lahan. Menurut dia, saat ini banyak lahan dimanfaatkan warga setempat sebagai tempat hunian di sekitar Manggarai.

Baca juga: Manggarai Bakal Jadi Stasiun Sentral, Mungkinkah?

"Koordinasi harus dengan Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Kereta Api Indonesia, Pemprov DKI Jakarta untuk merangkul masyarakat sekitar," tutur ujar Djoko dikutip keterangannya, Senin (6/6/2022).

Djoko menuturkan pengembangan Stasiun Manggarai masih memungkinkan untuk dilakukan pada 5-10 tahun mendatang. Pasalnya, saat ini masih ada Balai Yasa di Manggarai yang bisa digeser atau dipindahkan untuk kemudian lahannya dikembangkan sebagai stasiun. Bahkan, pengembangan Transit Oriented Development (TOD) juga dinilai masih memungkinkan untuk dibangun di sekitar Stasiun Manggarai.

"Untuk menjadi stasiun besar dengan melayani antar kota, Stasiun Manggarai perlu daya dukung lingkungan seperti parkir. Sementara, banyak lahan di sekitar Manggarai yang dipakai warga," ujar Djoko yang juga merupakan akademikus program studi teknik sipil Unika Soegijapranata.

Baca juga: Stasiun Manggarai Dinilai Masih Kantongi Persoalan Bottleneck Kereta

Selain penertiban lahan, Djoko mengatakan penyediaan pemukiman untuk mengganti hunian yang ditertibkan juga butuh waktu. Artinya, pemerintah harus warga harus menyediakan permukiman terlebih dulu. Meskipun penertiban lahan memang bukan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta, Djoko menilai urusan penertiban ini berkaitan dengan warga ibu kota.

Djoko menilai setelah stasiun pusat terealisasi, Pemprov sebetulnya juga bisa mendapat keuntungan, salah satunya memiliki bangunan stasiun yang megah dan luas. Untuk itu, persoalan lahan ini penting untuk disikapi serius karena berpengaruh pada daya dukung operasional Stasiun Manggarai itu sendiri.

"Untuk menjadi stasiun besar, paling tidak Stasiun Manggarai memiliki lahan parkir seluas Stasiun Gambir. Selain itu juga ada layanan bus bandara dan bus Damri ke Lampung," kata Djoko.

Di sisi lain, Djoko menekankan perlu kerja ekstra untuk mengatur arus penumpang yang begitu berjubel di saat jam sibuk dan semua ingin cepat. Namun, kata dia, perubahan harus tetap berlangsung. Tidak hanya penumpang yang melakukan penyesuaian, masinis KRL pun turut melakukan penyesuaian dengan adanya perubahan seperti sekarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com