Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Kebakaran Bengkel di Tangerang, Saksi Sebut Korban Masuk dengan Tergesa-gesa

Kompas.com - 13/06/2022, 23:48 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Saksi kasus kebakaran bengkel di Cibodas, Kota Tangerang, Yahya Juhaya (40), mengaku sempat melihat korban LE (35) pada malam kejadian, Jumat 6 Agustus 2021.

Yahya merupakan pedagang sayur yang lapaknya terletak di sebelah bengkel. Menurut dia, LE membawa barang dengan tergesa-gesa ketika masuk ke dalam bengkel yang juga menjadi kediaman keluarga korban.

Kendati demikian, Yahya tidak dapat memastikan barang apa yang dibawa LE.

"Jam 23.20 ada mobil datang, warnanya hitam. Saya enggak tahu itu mobil siapa. Parkirnya persis di depan ruko yang kebakar," ucap Yahya, dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kota Tangerang, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Hakim Masih Pertimbangkan Penangguhan Penahanan Terdakwa Kebakaran Bengkel di Tangerang

Adapun mobil berwarna hitam itu dikendarai oleh terdakwa Mery Anastasia, kekasih LE ketika itu. Dalam kasus ini, Mery diduga sebagai pelaku pembakaran bengkel.

Yahya mengatakan, saat itu ia mulai berjualan pukul 18.00 WIB. Sekitar pukul 23.20 WIB, ia melihat mobil berwarna hitam yang datang dan parkir di depan bengkel milik LE.

Kemudian, ia melihat LE keluar dari melalui pintu penumpang bagian depan. Yahya mengaku tidak menyapa sebab LE terlihat tergesa-gesa memasuki bengkel.

"Saudara Leon (LE) keluar dari mobil. Saya kira dia tergesa-gesa," katanya.

Yahya menyebutkan, LE masuk ke bengkel sambil membawa barang.

"Membawa tentengan, entah apa saya kurang tahu. Itu tentengan ada dua, di tangan kiri kanannya," sebut dia.

Setelah itu, Yahya mendengar suara gemuruh dari dalam bengkel. Menurut dia, suara gemuruh muncul sekitar 5 sampai 10 menit sejak LE masuk ke bangkel.

"Ada suara gemuruh, itu 5-10 menit setelah dia (LE) masuk," ujarnya.

Baca juga: Sidang Kasus Dugaan Pembakaran Bengkel di Tangerang, Ini Kronologi Versi Terdakwa

Usai terdengar gemuruh, Yahya menyebutkan bahwa Mery keluar dari mobilnya. Mery kemudian menutup pintu mobil yang dibiarkan terbuka oleh LE.

Setelah itu, kata Yahya, Mery memindahkan mobil tak jauh dari bengkel. Selanjutnya, Yahya melihat LE sedang mematikan api di pintu bengkel.

"Di pintu besi, Leon madamin api yang masih kecil. Diinjak-injak. Itu sekitar lima detik" tuturnya.

Yahya mengatakan dirinya berjarak sekitar satu meter dari tempat LE memadamkan api. Beberapa saat kemudian, dia mendengar suara gemuruh yang lebih besar lagi.

Saat itu, Yahya lari ke deretan toko yang berada di seberang bengkel. "Suara gemuruh makin besar, api semakin besar," tuturnya.

Selain LE, korban tewas dalam peristiwa tersebut yakni ED (63) dan LI (4). Mereka adalah orangtua LE.

Sementara, Mery didakwa pasal berlapis, yakni Pasal 340, 338, 187 ayat (3), dan Pasal 187 ayat (1) KUHP. Kini ia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kota Tangerang, Banten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com