Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2022, 17:26 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) DKI Jakarta Uus Kuswanto mengungkap alasan mengapa Stadion Tugu di Koja, Jakarta Utara akan direvitalisasi.

Kata dia, revitalisasi dilakukan untuk mengurangi kecemburuan klub sepak bola Persitara Jakarta Utara dengan Persija Jakarta, berkait penggunaan Jakarta International Stadium (JIS).

"Sementara itu untuk antisipasi supaya tidak ada kecemburuan, kok Persija ada di Jakarta Utara," kata Uus dalam rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/6/2022).

"Jadi antisipasi dalam waktu dekat akan dilakukan pembangunan, dan sekarang dalam proses, pemugaran lapangannya," lanjut dia.

Baca juga: Anies Janji Bakal Renovasi Total Stadion Tugu, Markas Persitara

Uus berharap proses revitalisasi bisa dimulai bulan depan.

Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Heru Haryanto mengatakan, renovasi total Stadion Tugu di Koja, Jakarta Utara, akan dimulai pada 2022.

Stadion tersebut akan dijadikan homebase atau tempat berlatih bagi tim sepakbola Persitara yang ada di Jakarta Utara.

"Untuk (Stadion) Tugu itu sudah disiapkan Gubernur sebagai homebase Persitara, jadi ada rencana tahun 2022 akan direnovasi," kata Heru, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: Wali Kota Harap Persitara Tampil Lagi di Liga 1 untuk Harumkan Jakarta Utara

Heru mengatakan, saat ini anggaran untuk renovasi stadion tersebut sedang dirancang.

Pihaknya belum tahu berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk merenovasi stadion tersebut.

Namun, karena anggarannya tidak bisa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2022 yang sudah diketok palu, maka kemungkinan renovasi akan dilakukan dengan memanfaatkan dana kompensasi dari kelebihan koefisien lantai bangunan (KLB) gedung-gedung di Jakarta.

"Kemungkinan kami biasa pakai KLB seperti lapangan sintetis yang sudah dibangun di Muara Angke, Jagakarsa, kan itu pakai KLB. Nah nanti itu (renovasi Staidon Tugu) juga begitu pola anggarannya," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jabodetabek Hujan Siang-Malam

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jabodetabek Hujan Siang-Malam

Megapolitan
Pencuri Motor di Pesanggrahan Bikin Kunci Modifikasi Sendiri untuk Memuluskan Aksi

Pencuri Motor di Pesanggrahan Bikin Kunci Modifikasi Sendiri untuk Memuluskan Aksi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

[POPULER JABODETABEK] Kesendirian Rohmanto di Akhir Hayatnya, Meninggal di Tumpukan Sampah | Masalah Guru Honorer Terima Gaji Rp 300.000 Sudah Diselesaikan

Megapolitan
Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket Damri Jakarta-Purwokerto dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Harga Tiket DAMRI Jakarta-Cilacap dan Jadwalnya per November 2023

Megapolitan
Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Lambang Kabupaten Bekasi dan Artinya

Megapolitan
Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Nekat Merokok di Kampung Tanpa Asap Rokok Matraman, Siap-siap Kena Denda

Megapolitan
Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Sudah 2 Tahun Beraksi, Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Pakai Kunci Buatan Sendiri

Megapolitan
BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

BNN: Pengguna Narkotika di Indonesia Turun, Lebih dari 300.000 Anak Terselamatkan

Megapolitan
3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000

Megapolitan
Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Soal Kasus Aiman, TPN Ganjar-Mahfud: Kebebasan Berbicara Jangan Dibungkam

Megapolitan
Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Anies-Muhaimin Belum Tentukan Jadwal Kampanye Bersama

Megapolitan
Perjalanan KRL Tujuan Bogor Sempat Terhambat akibat Gangguan Persinyalan

Perjalanan KRL Tujuan Bogor Sempat Terhambat akibat Gangguan Persinyalan

Megapolitan
Fakta-fakta Guru SDN di Jaktim yang Dapat Upah Rp 300.000 per Bulan: Tak Keberatan hingga Gaji Dinaikkan

Fakta-fakta Guru SDN di Jaktim yang Dapat Upah Rp 300.000 per Bulan: Tak Keberatan hingga Gaji Dinaikkan

Megapolitan
Bendung Katulampa Siaga 2, BPBD DKI Pantau Permukiman di Bantaran Ciliwung

Bendung Katulampa Siaga 2, BPBD DKI Pantau Permukiman di Bantaran Ciliwung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com