Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Pencabulan di Pesantren, Pengelola Mengaku Sudah Antisipasi dengan Pasang CCTV

Kompas.com - 30/06/2022, 23:59 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pengelola pesantren di Depok, Jawa Barat, yang terdapat peristiwa pencabulan di dalamnya yakni Ahmad Riyadh, mengaku sudah mengantisipasi hal semacam itu terjadi dengan memasang CCTV.

Diketahui guru ngaji dan kakak kelas di pesantren yang ada di Kecamatan Beji, Kota Depok itu, diduga mencabuli sejumlah santriwatinya.

Ahmad menyebut, persoalan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ia pun sudah melakukan langkah-langkah antisipasi dari hal-hal yang tak diinginkan seperti ini.

Baca juga: Polda Metro Jaya Selidiki 3 Laporan Pencabulan Belasan Santriwati di Pondok Pesantren Beji Depok

"Di dalam asrama putri pun walaupun koridor itu kita pasangin CCTV, kami pun mengadakan evaluasi setiap Kamis sepekan sekali," ungkap Ahmad dikutip dari TribunJakarta.com, Kamis (30/6/2022).

"Dan selama kami tidak ada muncul yang namanya permasalahan yang diadukan ini gitu, jadi di mana letak kelalaian kami, kalo rumah kita sudah dikunci terjadi kemalingan pencurian apakah kita lalai? Kan tidak seperti itu," tutur dia.

Ahmad pun mengaku dirinya sangat terpukul atas persoalan ini. Ahmad mengatakan, persoalan yang terjadi di pesantren selama ini hanya sebatas adanya santri yang kabur, bertengkar, dan itu pun langsung diselesaikan secara baik-baik.

"Kan permasalahan di pesantren banyak, misalnya anak kabur, temannya berantem, barangnya diambil, makanannya diambil. Itu mereka lapor ke kita, langsung kita proses dan menasehati dengan baik dan sebagainya," jelas dia.

Baca juga: 4 Ustaz dan 1 Senior di Ponpes Depok Diduga Cabuli 11 Santriwati, Ketua RT Mengaku Diminta Redam Amarah Warga

Ahmad mengatakan, bilamana benar pencabulan ini terjadi, seharusnya yang lebih dulu tahu adalah pihaknya.

"Masa sih saya diam kalau itu betul-betul terjadi, tapi kan ini masih dalam penyelidikan. Masa saya tinggal diam dalam masalah ini," beber dia.

Ahmad mengaku sudah membuat sistem yang mencegah hal yang tidak diinginkan. Terakhir, ia menegaskan pihaknya mendukung segala proses penyelidikan dari kepolisian.

"Saya menjawab apa adanya terhadap pertanyaan dari Polda, dalam hal ini saya mendukung proses yang dilakukan bapak bapak polisi, tidak ada yang saya tutupkan," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, belasan santriwati di pondok pesantren yatim piatu kawasan Beji, Depok, diduga menjadi korban pencabulan oleh ustaz dan kakak kelasnya.

Kasus yang menimpa belasan korban di bawah umur itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan kini telah diselidiki Ditrektorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).

Kuasa hukum korban, Megawati, mengatakan bahwa terdapat 11 santriwati yang diduga menjadi korban pencabulan. Namun, baru lima orang yang berani melaporkan kejadian tersebut.

"Dari 11 orang yang dilecehkan, yang berani untuk speak up hanya lima orang, tapi yang sekarang diperiksa oleh penyidik baru tiga orang," ujar Megawati kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2022). 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com