Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Pastikan Sopir Taksi Online yang Dikeroyok di Duren Sawit Bukan Maling

Kompas.com - 15/07/2022, 12:20 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi memastikan bahwa H, sopir taksi online yang dikeroyok massa di Duren Sawit, Jakarta Timur, bukan maling.

"Bukan (maling), dia bawa mobil sendiri," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Duren Sawit Kompol M Marbun saat dihubungi, Jumat (15/7/2022).

Marbun mengatakan, awalnya mobil yang dikemudikan H itu menabrak orang di daerah Pondok Gede, Bekasi, lalu kabur. Warga kemudian meneriaki H maling.

"Jadi dia kabur ke wilayah kami (Duren Sawit), diamankan di wilayah kami. Di Duren Sawit juga menabrak," kata Marbun.

Baca juga: Pria Mengaku Sopir Taksi Online Dikeroyok Massa di Duren Sawit, Sempat Diteriaki Maling

H babak belur dikeroyok massa di Duren Sawit, Kamis (14/7/2022) dini hari.

H mengaku sebagai sopir taksi online. H bingung dirinya menjadi sasaran amuk massa.

"Saya sopir aplikasi, bagaimana saya maling?" kata H kepada wartawan di Mapolsek Duren Sawit, Kamis.

Awalnya, H melintas di Jalan Haji Naman, Duren Sawit, dan diteriaki maling oleh pengendara motor.

"Sejujurnya, saya disalip-salip. Saya bilang, 'Jangan, nanti nabrak, saya sudah tua.' Dia (pengendara motor) tidak terima, pas di tikungan, saya disalip," ujar H.

Baca juga: Kasus Polisi Tembak Polisi Baru Diungkap Senin, Apa yang Terjadi Selama Tiga Hari di Rumah Irjen Ferdy Sambo?

Namun, H tidak menyebutkan jumlah pengendara motor yang meneriakinya maling. H juga mengaku bahwa ia dipukul menggunakan gagang besi.

"Saya dipukul sama dia pakai besi, kemudian saya cari kantor polisi," kata H.

H panik karena terus dikejar pengendara motor itu. Kemudian, H menabrak sejumlah kendaraan dan warga di sekitar lokasi.

"Saya masuk mobil mau ke kantor polisi dan nyenggol-nyenggol (menabrak kendaraan dan warga)," kata dia.

Baca juga: Maraknya Fenomena Jastip meski Berisiko Penipuan, Pengamat: Tergiur Jalan Tikus

H mengaku tidak sengaja menabrak kendaraan dan warga tersebut.

"Bukan nabrak sengaja. Sudah dipukuli pakai besi, saya naik ke mobil mau ke kantor polisi. Saya diteriaki maling," ucap H.

Akibat teriakan maling itu, massa ikut mengejar H hingga H ditangkap warga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa. Massa mengeroyok H di TPU itu.

Salah satu kendaraan yang ditabrak H, yakni mobil milik Syamsudin.

"Dia (H) sudah kejang-kejang dan dikejar banyak orang, 'berhenti lo,' tiba-tiba mobil saya di pinggir jalan dihajar. Dia ambil kanan, nabrak lagi ibu-ibu, lantas dia kabur," ujar Syamsudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com