Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rentetan Kecelakaan Transjakarta Terulang, Direksi Disindir dan Dianggap Abaikan Rekomendasi...

Kompas.com - 19/07/2022, 10:32 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus Transjakarta kembali menjadi sorotan usai terlibat dalam tiga kecelakaan lalu lintas yang menewaskan tiga orang dalam waktu berdekatan belakangan ini.

Diketahui pada 10, 12, dan 16 Juli 2022 telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Transjakarta, di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.

Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta pada 16 Juli 2022 di Jalan Raya Salemba, Jakarta Pusat, menyebabkan seorang perempuan paruh baya meninggal karena terlindas.

Baca juga: Kecelakaan Bus Transjakarta Kembali Terjadi, Wagub Sebut Rekomendasi KNKT Telah Dilaksanakan

Sebelumnya, pada 12 Juli 2022 di Jalan Sunter Karya, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, seorang pengendara motor tewas.

Kemudian, kecelakaan terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 10 Juli 2022, yang menewaskan seorang pesepeda.

Adanya rentetan kecelakaan itu membuat Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi turut buka suara.

Transjakarta dianggap abaikan rekomendasi DPRD

Prasetyo menyayangkan kecelakaan kembali terjadi. Ia menilai, PT Transportasi Jakarta tak mengindahkan rekomendasi yang pernah diberikan oleh DPRD.

"(Pengelola Transjakarta) dikasih tahu juga percuma, enggak diindahkan juga," ujar Prasetyo kepada wartawan, Senin (18/7/2022).

Pada awal Desember 2021, Komisi B DPRD DKI telah memberikan tiga rekomendasi untuk mengatasi kecelakaan bus Transjakarta yang kerap terjadi. 

Pertama, menambah direksi yang bertanggung jawab atas keselamatan transportasi pada struktur organisasi PT Transportasi Jakarta.

Baca juga: Kecelakaan Transjakarta Kembali Renggut Korban Jiwa, Bentuk Haltenya Akan Ditinjau Ulang

Kedua, harus ada audit total atas rentetan kecelakaan yang terjadi. Dan ketiga, PT Transportasi Jakarta harus memenuhi standar pelayanan minimal (SPM).

Prasetyo menambahkan, pengelola Transjakarta seharusnya mengontrol para sopir, terutama terkait dengan kesehatan masing-masing sopir.

Sebab, menurut dia, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Transjakarta sudah sering terjadi. Sedangkan Transjakarta seharusnya berfungsi untuk membantu masyarakat.

"Harus dikontrol in-out-nya Transjakarta secara operasional, dicek kesehatannya (sopir) secara proporsional. Kenapa bisa tabrakan berkali-kali, kan pasti ada penyebabnya atau dia (sopir) sakit atau dia teler, kan kita enggak tahu," kata Prasetyo.

Baca juga: Tanggapi Rentetan Kecelakaan Libatkan Bus Transjakarta, Wagub DKI: Sopir Sudah Dilatih agar Lebih Hati-hati

"Tapi kalau jamnya diatur dengan baik, in-out-nya, diatur, saya rasa tidak akan ada seperti itu," sambung dia.

DPRD sindir direksi Transjakarta

Prasetyo mengaku sudah beberapa kali memanggil direksi Transjakarta berkait kecelakaan lalu lintas.

Namun, kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban meninggal akibat bus transjakarta tetap terjadi.

"Ya sudah berapa kali dipanggil, (tapi) kejadian terus (kecelakaan lalu lintas), bagaimana?" ucap Prasetyo.

Politisi PDI-P itu menilai, direksi Transjakarta seharusnya memahami hal yang berkaitan dengan transportasi umum, seperti jam operasioanal, kesehatan sopir, jadwal keluar masuk setiap armada, dan lainnya.

"Kalau orang, Direktur Transjakarta, seharusnya paham soal transportasi umum, penekanannya di situ," ucap Prasetyo.

Baca juga: Kecelakaan Maut Beruntun, DPRD Anggap 3 Rekomendasi Ini Diabaikan PT Transjakarta

Respons Pemprov DKI

Menanggapi rentetan kecelakaan itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengaku telah menerapkan berbagai prosedur operasi standar (SOP) berkait pencegahan kecelakaan lalu lintas armada bus Transjakarta.

"Memang kami sendiri terus menyusun, mengimplementasikan berbagai SOP pencegahan (kecelakaan lalu lintas)," Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Menurut dia, sopir bus Transjakarta sudah dilatih dan dididik untuk lebih teliti serta berhati-hati agar tak terjadi kecelakaan.

"Bahkan, sopir-sopir Transjakarta itu dilatih dan dididik sedemikan rupa, ya supaya lebih hati-hati, lebih teliti," ucap Riza.

Baca juga: Baru Pertengahan Juli Sudah Ada 3 Kecelakaan Transjakarta, Semua Korbannya Tewas

Ia mengatakan, kecelakaan terakhir yang melibatkan Transjakarta di Jakarta Pusat, pada 16 Juli 2022, menjadi perhatian Pemprov.

Dalam kasus tersebut, Riza berujar bahwa sopir Transjakarta melindas korban karena korban melintas di jalur Transjakarta. Korban, menurut dia, tak menyeberang melalui jembatan penyebrang orang (JPO).

Oleh karena itu, Riza meminta warga agar tidak menyeberang sembarangan.

"Kita ketahui bersama, yang bersangkutan memang turun dari bus, kemudian dia menyebrang di depan bus itu sendiri. Jadi memang sekali lagi bagi seluruh warga, hati-hati kalau menyebrang," urai Riza.

"Jalan di depan bus Transjakarta, itu kan tinggi dia (badan bus). Kalau kita menyebrang, kan sopir (Transjakarta) enggak liat itu ada orang di bawah itu," imbuh dia.

Baca juga: Perempuan Tewas Tertabrak Bus Transjakarta di Senen, Saksi Sebut Korban Turun dari Patas

Riza menegaskan, sopir Transjakarta tak mungkin menabrak korban jika bisa melihat korban saat menyeberang.

"Jadi, enggak mungkin kalau lihat orang itu (korban) lalu ditabrak (sopir), itu enggak mungkin," tutur dia.

Tinjau ulang bentuk halte

Sebagai bentuk tindak lanjut atas rentetan kecelakaan tersebut, Pemprov DKI Jakarta lantas mengaku bakal meninjau ulang bentuk atau desain dari halte bus Transjakarta.

"Ya tentu, semua halte ini akan kami lihat kembali," papar Riza.

Alasan lain untuk meninjau ulang desain halte Transjakarta adalah karena akan ada integrasi dengan transportasi umum lain ke depannya.

"Ini kan semuanya halte sedang diintegrasikan, dirapikan ya. Tidak hanya fungsinya, (tapi juga) bentuk, desain lebih menarik, lebih cantik, lebih luas, lebih besar, itu semuanya," urai Riza.

Dalam kesempatan itu, Riza turut menyatakan bahwa program peremajaan halte menelan anggaran yang cukup besar.

Baca juga: Sindir Direktur Transjakarta, Ketua DPRD DKI: Harusnya Paham soal Transportasi Umum

Peremajaan itu, menurut dia, dilakukan untuk membuat penumpang merasa lebih nyaman.

"Kalian tahu kami menganggarkan cukup besar untuk peremajaan halte-halte di Jakarta secara bertahap supaya semakin baik, semakin nyaman," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com