Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Kurir Jadi Korban Kecelakaan Maut di Cibubur, Hendak Jemput Paket tapi Tak Pernah Sampai

Kompas.com - 19/07/2022, 22:53 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerabat korban kecelakaan maut di Jalan Alternatif Cibubur Transyogi, Bekasi, Jawa Barat, menceritakan saat-saat terakhir menerima kabar dari Mohamad Ruslan (43) pada Senin (18/7/2022).

Pagi itu Ruslan berangkat dari rumahnya di Gang Nasib, Palmerah, Jakarta Barat. Ia bekerja sebagai kurir sebuah perusahaan laboratorium dental.

Seperti biasa, Ruslan bertugas mengambil paket di sejumlah klinik dental kawasan Cibubur. Sekitar pukul 15.18 WIB, Ruslan sempat mengabari kantornya bahwa ia hendak mengambil paket terakhir di kawasan Kota Wisata Cibubur.

Baca juga: 9 Jenazah Korban Kecelakaan Maut Cibubur di RS Polri Telah Teridentifikasi

"Sekitar jam 2 siang itu dia sudah ambil tiga paket. Terakhir chat via WhatsApp jam 15.18 WIB, katanya mau ambil di (klinik) dental terakhir," kata Fatma (29), istri dari atasan Ruslan, saat ditemui di rumah duka, Palmerah, Selasa (19/7/2022).

Kendati telah melapor, Fatma mengatakan, Ruslan tidak pernah sampai di klinik tersebut.

"Tapi kok enggak ada kabar lagi. Kami sudah feeling (tidak enak). Setelahnya kami telepon klinik terakhir, katanya paket belum diambil. Katanya kok enggak datang-datang kurirnya," imbuh Fatma.

Ketika itu, Fatma dan suaminya merasakan firasat buruk, terlebih setelah mendengar berita mengenai kecelakaan truk Pertamina di jalur yang dilewati Ruslan. Kemudian, mereka menghubungi relasi yang ada di rumah sakit untuk memperoleh informasi.

"Sempat cari-cari info lewat teman. Tapi katanya enggak ada yang namanya Ruslan. Tapi pas pagi, baru keluar informasi kalau salah satu korban adalah Ruslan. Kami langsung beritahu keluarga," kata Fatma.

Baca juga: Ayah Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Ungkap Cita-cita Anaknya yang Ingin Cari Kerja Tetap untuk Modal Nikah

Fatma menceritakan, Ruslan biasa berkeliling menjemput paket di kawasan Cibubur. Ruslan dikenal sebagai pekerja yang rajin.

"Dia biasa pulang sekitar jam 8 atau jam 9. Ambil paketnya enggak menentu jumlahnya. Kadang keluar siang atau sore," kenang Fatma.

Sementara itu, Ibunda Ruslan, Rumiyati (60) mengenang kali terakhir Ruslan mengecup tangan kanannya saat pamit berangkat kerja.

"Dia jalan jam setengah 10 pagi, dia cium tangan, dia minta doa, 'Mak, doain ya biar selamat, biar kerjanya lancar'," kenang Rumiyati.

Rumiyati tak menyangka momen itu merupakan kali terakhir ia melihat anak sulungnya. Ia tidak menerima kabar setelah Ruslan berangkat kerja.

Rumiyati merasakan kegundahan besar ketika malam hari. Lantunan doa dan air mata menjadi sahabatnya bergadang malam itu.

Baca juga: Redup Mata Ibu Menanti Kedatangan Jenazah Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur

"Sampai jam 2, jam 3, subuh enggak pulang juga. Hati sudah deg-degan, saya tahajud, doa-doa semoga anak saya sehat-sehat," kata Rumiyati.

Kegundahan Rumiyati memuncak ketika menantunya memberi kabar keadaan Ruslan pagi tadi.

"Sampai akhirnya, menantu saya bilang 'Mak, Ruslan enggak pulang' Saya langsung nangis dah tuh, sudah enggak tahan air mata," kata Rumiyati.

Jenazah Ruslan tiba di rumah duka pukul 17.13 WIB. Rumiyati pun harus kecewa lantaran tidak melihat anak kesayangannya itu untuk terakhir kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com