Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Sangkal Timbunan Sembako Bantuan Presiden, Siapa Bertanggung Jawab?

Kompas.com - 01/08/2022, 18:29 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Depok digegerkan oleh penemuan satu kontainer sembako bantuan presiden(banpres) Joko Widodo atau Jokowi yang tertimbun di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur ini ditemukan terkubur di kedalaman tiga meter pada Jumat (29/7/2022).

Beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah. Bau busuk menyengat pun santer tercium. Tampak sembako ini telah membusuk hingga berjamur.

Orang yang menemukan dugaan penimbunan sembako ini bernama Rudi Samin. Dia mengaku menemukan timbunan sembako ini saat mendapat laporan dari salah seorang karyawan jasa pengiriman di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Pemerintah Bentuk Tim, Cek Temuan Beras Bantuan Presiden yang Dikubur di Depok

JNE Mengeklaim Tak Ada Pelanggaran

Vice President of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengungkapkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan perusahaan atas ditemukannya sejumlah paket bantuan sosial dari presiden di lahan tersebut.

Menurut dia, timbunan sembako tersebut dalam kondisi rusak.

"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya, Minggu (31/7/2022).

Menurut Eri, JNE Express selalu berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan.

Sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, kata Eri, JNE berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggannya.

"Oleh karena itu, JNE mendukung program pemerintah dalam proses distribusi beras bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bekerja sama dengan pihak terkait," kata dia.

Baca juga: JNE Akui Kubur Sembako Bantuan Presiden di Depok karena Rusak

Dinsos Kota Depok Lepas Tangan

Lokasi dugaan penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bantuan sosial tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi dugaan penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bantuan sosial tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok Asloeah Madjri mengatakan sembako bantuan presiden yang dikubur di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, merupakan milik Kementerian Sosial (Kemensos).

Ia memastikan sembako bantuan presiden yang dikubur itu tak ada sangkut pautnya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

"Intinya itu banpres (bantuan presiden) milik Kemensos, tidak ada hubungannya dengan Dinsos Kota Depok," ungkap Asloeah, dikutip dari Tribunjakarta.com, Senin (8/1/2022).

Ia mengatakan, selama ini penyaluran bantuan sosial di Kota Depok berlansung lancar dan tidak menggunakan jasa ekspedisi JNE.

"Penyaluran di Depok juga sejauh ini aman, dan Dinsos tidak pernah menggunakan JNE," tutur dia.

Kompas.com sudah berusaha menghubungi sejumlah pejabat di Kemensos untuk meminta konfirmasi soal temuan timbunan sembako ini, namun belum ada yang bersedia berkomentar.

Baca juga: Sembako Bantuan Presiden Dikubur di Depok, Diduga untuk Dibagikan ke Luar Jawa

Bantahan Istana Pakai JNE untuk Distribusi

Pihak Istana Kepresidenan menegaskan tak pernah bekerjasama dengan perusahaan logistik JNE Express untuk mengirimkan sembako bantuan Presiden.

Hal ini disampaikan salah satu sumber di Istana Kepresidenan terkait dengan temuan sembako bantuan Presiden yang terkubur di sebuah lapangan kosong di Depok.

Perusahaan logistik JNE mengakui mengubur bantuan sembako itu karena sudah rusak sebelum bisa disalurkan ke masyarakat.

"Istana tidak pernah bekerjasama dengan JNE," kata salah satu pejabat Istana di lingkup Sekretariat Presiden, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/8/2022) pagi.

Baca juga: Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Istana Tegaskan Tak Pernah Kirim Pakai JNE

Penggali Terima Tugas untuk Gali Septic Tank

Dadung, penerima orderan pencari tukang gali tanah dua tahun lalu, saat dijumpai di lokasi temuan, Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Senin (8/1/2022). Belakangan ia baru tahu lubang hasil galian tukang gali itu digunakan untuk menimbun satu kontainer paket sembako bantuan presiden.  TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma Dadung, penerima orderan pencari tukang gali tanah dua tahun lalu, saat dijumpai di lokasi temuan, Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Senin (8/1/2022). Belakangan ia baru tahu lubang hasil galian tukang gali itu digunakan untuk menimbun satu kontainer paket sembako bantuan presiden.

Nanang Firmansyah tak pernah menyangka bahwa lubang yang digalinya di sebuah tanah kosong di Kelurahan Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok, dua tahun lalu, akan digunakan untuk mengubur sembako bantuan presiden.

Ia baru menyadari hal itu setelah setelah sembako bantuan presiden itu ditemukan oleh warga setempat baru-baru ini.

Nanang mengatakan, pada 2020 ia menerima perintah menggali lubang dari seseorang bernama Dadung.

Saat itu, ia mendapat informasi bahwa lubang yang digalinya itu untuk keperluan pembuatan septic tank.

Baca juga: Tak Sangka Perintah Gali Lubang untuk Timbun Beras Bantuan Presiden, Perantara Penggali Merasa Kesal Dibohongi

"Saya awalnya dikasih orderan dari teman, namanya Pak Dadung untuk gali septic tank," tutur Nanang di lokasi penemuan sembako, Senin (8/1/2022), dilansir dari TribunJakarta.com.

Nanang pun menggali lubang tersebut selebar dua meter dan kedalaman satu setengah 1,5 meter. Begitu pekerjaannya rampung, Nanang pun meninggalkan lokasi.

"Jadi saya gali doang. Kedalaman satu setengah meter 1,5 meter, lebar dua meter," kata dia.

Nanang mengatakan dirinya menggali lubang tersebut dengan cara manual bersama Rusdi, yakni dengan pacul selama dua hari kerja.

Adapun Dadung menjelaskan bahwa awalnya dirinya diminta untuk mencarikan penggali tanah oleh orang dari kantor jasa pengiriman barang JNE yang ada di seberang lokasi penemuan.

"Intinya minta cari tenaga, tapi kebetulan saya tidak siap tenaga kuli. Akhirnya saya cari teman ini (Nanang dan Rusdi)," ujar Dadung, dilansir dari TribunJakarta.com, Senin (1/8/2022).

Ia sama sekali tidak diberitahu jika lubang hasil galian dua rekannnya bakal digunakan untuk menimbun sembako bantuan presiden sampai satu kontainer.

"Ya, iya. Saya merasa dibohongi seperti itu. Awalnya dibilang septic tank. Kalau tahu untuk itu kan kami juga tidak mau," tutur Dadung.

(Penulis: Ihsanuddin, Reza Agustian | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Rakhmat Nur Hakim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com