Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PKL Kucing-kucingan dengan Petugas, Cerita Lama di Kota Tua Jakarta yang Tak Kunjung Usai...

Kompas.com - 02/08/2022, 11:14 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan wisata Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, ditargetkan bakal steril dari aktivitas pedagang kaki lima (PKL) per Agustus 2022.

Namun, pada Senin (1/8/2022), terlihat masih ada PKL yang berdagang di kawasan Kota Tua Jakarta.

Bahkan, setelah petugas gabungan melakukan patroli sejak pagi hingga siang dengan memindahkan PKL ke lokasi binaan ke sekitar kawasan Kota Tua, yakni Kota Intan, terlihat masih ada saja pedagang yang kembali lagi.

PKL tersebut terlihat berdagang dengan sembunyi-sembunyi di balik bangunan maupun di balik pohon.

"Saya dagang kucing-kucingan saja. Tadi sudah dibawa ke Kota Intan, tapi saya balik lagi. Soalnya di sana sepi, di sini lumayanlah," kata salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya, Senin.

Baca juga: Saat PKL Kucing-kucingan Berdagang di Kawasan Kota Tua Jakarta...

Kasatpol PP Jakarta Barat Agus Irwanto mengakui bahwa pedagang masih membandel meskipun sosialisasi pemindahan PKL ke Kota Intan telah dilakukan sejak enam bulan lalu.

"Kami harapkan tidak ada riak ataupun gejolak di sini. Diharapkan semuanya bisa memahami sehingga ekonomi bisa bergerak," ungkap Agus di Kota Tua Jakarta, Senin.

Kendati demikian, petugas masih terus mengambil langkah persuasif untuk mendorong PKL keluar dari area kawasan wisata tempo dulu itu.

Oleh sebab itu, Agus menyebut belum ada sanksi yang diterapkan terhadap PKL yang masih berjualan di sana.

"Tidak, belum (ada sanksi). Karena kami membangun hubungan komunikatif, hubungan persahabatan, kami harapkan demikian," kata Agus.

Jika pedagang tertangkap basah berjualan di lokasi yang tidak diperbolehkan, mereka akan diberi teguran.

Upaya relokasi

Pemerintah Kota Jakarta Barat memindahkan PKL ke lokasi binaan yang berada di sekitar kawasan Kota Tua Jakarta, yakni kawasan Kota Intan yang dikelola Pemkot Jakbar dan Gedung Cipta Niaga yang dikelola swasta.

Tak hanya meminta PKL pindah lapak ke sana, Pemkot juga menyiapkan berbagai strategi yang sebagian telah terealisasi, seperti penataan Kota Intan agar menarik minat pengunjung.

Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (PPKUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham Ramid mengatakan, Kota Intan dilengkapi 457 kios pedagang, puluhan meja kursi untuk pengunjung, fasilitas kamar mandi, mushala, puluhan wastafel untuk mencuci piring, bahkan panggung hiburan.

"Ke depannya, Kota Intan akan dilengkapi dengan hiburan untuk pengunjung. Seperti hari ini ada pergelaran angklung, besok-besok juga akan terus kami aktivasi panggung hiburan untuk menarik minat pengunjung," kata Iqbal di Kota Intan, Senin (11/7/2022).

Baca juga: PKL di Kota Tua Jakarta Kucing-kucingan dengan Petugas, Satpol PP: Belum Ada Sanksi

Selain itu, Pemkot Jakarta Barat juga menyiapkan lahan parkir di dekat lokasi binaan.

"Di lahan parkir itu muat untuk lebih dari 10 bus, 100 kendaraan roda empat, dan 700 roda dua," ungkap Iqbal.

Nantinya, kata dia, pengunjung yang membawa kendaraan akan diarahkan untuk memarkirkan kendaraan di sana, sehingga lokasi binaan PKL ini menjadi pintu gerbang destinasi wisata Kota Tua.

"Untuk meramaikan Kota Intan, kami akan siapkan larangan parkir liar di kawasan Kota Tua. Nantinya, lokbin ini juga akan jadi tempat parkir bagi pengunjung Kota Tua. Kota Intan akan jadi pintu masuk untuk destinasi wisata Kota Tua," kata Iqbal.

"Jadi, pengunjung turun kendaraan, menuju tempat wisata lewat tempat kuliner dan suvenir dulu," lanjut Iqbal.

Baca juga: Per Agustus 2022, Kawasan Kota Tua Ditargetkan Bersih dari PKL

Camat Tamansari Agus Sulaiman juga mengatakan bahwa di Kota Intan akan kembali diperlihatkan Prasasti Padrao yang bersejarah.

Dikutip dari museumnasional.or.id, Prasasti Padrao merupakan peringatan atas perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda.

Perjanjian yang dibuat pada 21 Agustus 1522 itu berisi izin untuk Portugis mendirikan kantor dagang berupa sebuah benteng di wilayah Kalapa.

Persoalan lama

Persoalan PKL yang kucing-kucingan dengan petugas menjadi cerita sejak lama di sana.

Dikutip dari Kompas.com, pada September 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang penyelenggaraan semua jenis kegiatan di kawasan Kota Tua.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta saat itu, Purba Hutapea, menjelaskan bahwa sterilisasi kegiatan itu untuk meminimalkan keberadaan PKL di sana.

"Jadi Plaza Kota Tua itu bersih dari pedagang dan acara. Ke depannya, di Kota Tua tidak boleh lagi ada acara apa pun, mulai hari ini," kata Purba seusai mengikuti rapat pembahasan Kota Tua di Balai Kota, 8 September 2015.

Baca juga: Polisi Kembali Periksa Kemensos, JNE, dan Bulog soal Penimbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok

Saat itu, PKL dipusatkan di Jalan Cengkeh seluas 1,2 hektar. Lahan luas itu tidak hanya digunakan untuk penampungan PKL, tetapi juga lokasi parkir.

Bukannya tanpa kendala, pemindahan para PKL sempat menuai protes dari sejumlah pihak. PKL sendiri merasa takut dagangannya tak laku kala dipindahkan ke tempat baru.

Konflik antara pemerintah dan PKL pecah ketika pada Februari 2017 para pedagang dikeluarkan dari tempat relokasi karena tempat tersebut hendak ditata ulang untuk dijadikan tempat dagang permanen dan lahan parkir bagi pengunjung Museum Fatahillah.

Alasan dikeluarkannya para PKL ini tak dipahami oleh sejumlah pihak. Sejumlah pihak merasa pemerintah tak memberikan kepastian kepada para PKL.

Kota Intan

Suasana di Lokbin Taman Kota Intan, Jakarta Barat, yang sepi pengunjung pada Kamis (1/3/2018)KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Suasana di Lokbin Taman Kota Intan, Jakarta Barat, yang sepi pengunjung pada Kamis (1/3/2018)
Setelah para PKL dikeluarkan dari lokasi relokasi, pembangunan lokasi binaan (lokbin) di Jalan Cengkeh mulai dikerjakan. Setahun berselang, lokasi binaan Kota Intan pun selesai dibangun.

Lokbin Taman Kota Intan dioperasikan pada saat hari peresmiannya pada 5 Oktober 2017. Peresmian saat itu dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat.

Sejak diresmikan saat itu hingga kini, Kota Intan terus beroperasi kecuali pada masa pembatasan mobilitas akibat Covid-19.

Baca juga: Warga Sebut Para Pekerja Revitalisasi GOR Mampang Tak Pakai Alat Pelindung Diri

Namun, Kota Intan masih belum juga menarik minat pedagang untuk mematenkan lapak dagangannya dan berhenti kucing-kucingan dengan petugas.

Kota Intan pun belum menarik minat pengunjung sebanyak di dalam kawasan wisata Kota Tua.

Kendati demikian, pemerintah terus berupaya membesarkan popularitas Kota Intan untuk menarik minat pengunjung.

Seperti telur dan ayam, entah keramaian pedagang atau keramaian pengunjung yang akan lebih dulu berpengaruh pada kesuksesan perekonomian PKL di kawasan Kota Tua Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com