Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Integrasi Berlaku, Masih Banyak Kendala Dirasakan Penumpang

Kompas.com - 13/08/2022, 10:55 WIB
Ihsanuddin

Editor

Pemindaian barcode di halte Transjakarta yang tidak lancar juga dialami Putri Zahra.

Jumat siang, warga Grogol, Jakarta Barat, yang berkantor di Kebon Sirih itu melakukan perjalanan dari Halte Bank Indonesia ke Plaza Blok M untuk urusan pekerjaan.

”Saya tertarik dengan aplikasi baru ini, juga dengan tarif integrasi yang ditawarkan. Saat saya memindai barcode tiket di Halte Bank Indonesia, saya sampai harus dibantu petugas halte. Pemindaian itu lama, sekitar dua menit, karena saya mencoba beberapa kali sampai menimbulkan antrean agak panjang,” jelas Zahra.

Dari pengalaman Zahra, di siang hari sinar matahari begitu terang sehingga mesin pemindai tidak bisa bekerja dengan baik. Pencahayaan yang terlalu terang membuat alat pembaca tidak bisa membaca barcode.

Sandi, warga Pulogadung, Jakarta Timur, yang berkantor di Jalan Sudirman, mengatakan, ia mencoba menggunakan aplikasi Jaklingko setelah membaca di berita. Ia naik Transjakarta kemudian berganti MRT di Stasiun Bundaran HI.

”Tapi memesan tiket tarif integrasi menggunakan aplikasi Jaklingko malah membutuhkan waktu ekstra,” jelasnya.

Sandi juga menemukan, di stasiun MRT tidak ada sinyal provider internet yang ia pergunakan.

”Perlu ada WiFi atau penguat sinyal, terutama stasiun bawah tanah,” jelas Sandi.

Baca juga: Fakta-fakta Soal Tarif Integrasi Transportasi Umum di Jakarta: Biaya Maksimal Rp 10,000 untuk 180 Menit Perjalanan

Dari perjalanan yang dilakukan Dina atau Zahra atau Sandi, ketiganya senada mengatakan, perjalanan dengan tarif integrasi tidak efisien.

”Waktu tempuh semakin lama sehingga tidak bisa untuk pengguna dengan mobilitas tinggi,” jelas Sandi.

Meski keberadaan moda transportasi yang terintegrasi itu cukup membantu, bagi Dina, belum efektif dari sisi waktu tempuh.

Perjalanan dari Tangsel menuju Monas biasa ia tempuh dalam satu jam dengan sepeda motor.

Dengan moda transportasi terintegrasi menggunakan aplikasi Jaklingko ini, diperlukan waktu 1,5 jam.

”Jadi untuk saat ini saya merasa lebih efektif berangkat dari Tangsel ke Jakarta menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum dengan tarif integrasi,” jelas Dina.

Putri Zahra menilai, penggunaan kartu elektronik lebih tepat ketimbang penggunaan aplikasi.

Sementara Alia, warga Mangga Besar, Jakarta Barat, menyatakan tarif integrasi memang hemat.

Namun, ia mendapati rute perjalanan yang disarankan aplikasi kurang akurat, sistemnya juga tidak konsisten menyarankan rute.

”Jadi jika dicari rute yang sama dari titik keberangkatan dan titik tujuan misal dua atau tiga kali pengulangan, itu rute yang disarankan akan berbeda sehingga perlu mengulang berkali-kali untuk mendapat saran rute dan biaya yang sama jika aplikasi digunakan untuk lebih dari satu orang. Dengan demikian, butuh waktu yang lama untuk mendapatkan tiket perjalanan,” jelas Alia.


Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Tarif Integrasi Berlaku, Sejumlah Kendala Masih Dijumpai"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com