Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru SMKN 1 Jakarta Diduga Aniaya Siswa, Anggota DPRD: Kekerasan Tak Boleh Terjadi di Sekolah

Kompas.com - 16/08/2022, 14:59 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ima Mahdiah menyayangkan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan guru SMKN 1 Jakarta terhadap siswa.

Ima menegaskan, tindak kekerasan sejatinya tak boleh dilakukan di area sekolah.

"Ini (tindak kekerasan) sangat disayangkan, tidak boleh ada tindak kekerasan dalam bentuk apa pun di lingkungan sekolah," tuturnya, melalui pesan singkat, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Guru SMKN 1 Jakarta Diduga Aniaya Murid, Wakil Kepsek: Karena Ada Laporan Perundungan Adik Kelas

Dalam kasus ini, siswa berinisial RH (18) diduga dianiaya oleh gurunya, HT. Orangtua RH telah melaporkan dugaan penganiayaaan itu ke Kepolisian Sektor (Polsek) Sawah Besar pada 13 Agustus 2022.

RH diduga dianiaya oleh HT karena telah merundung adik kelas. Menurut Ima, jika terbukti melakukan perundungan, seharusnya RH diberikan sanksi yang disesuai. Anggota Fraksi PDI-P itu menuturkan, RH tak seharusnya dianiaya.

"Jika murid tersebut (RH) salah, maka tindak dengan aturan yang berlaku, bukan dengan kekerasan seperti itu," kata Ima.

Ima menambahkan, stigma terkait SMK merupakan lingkungan yang keras harus dihapuskan. "Kami juga harus menghapus stigma bahwa SMK adalah lingkungan sekolah yang keras," ucapnya.

Sementara, anggota Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak meyakini Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta bakal menyelidiki kasus tersebut.

"Kami percayakan Disdik (DKI) untuk mempelajari dan menindaklanjuti kasus ini. Karena, sementara baru laporan sepihak orangtua (RH)," kata dia.

Baca juga: Guru Diduga Aniaya Murid SMKN 1 Jakarta , Guru Lain Dengar Suara Benturan dan Lihat Korban Benjol

Gilbert turut menyinggung kejelasan soal RH yang diduga sempat merundung adik kelasnya. Karena itu, ia mengaku hendak menunggu pemeriksaan lengkap dari kepolisian.

"Soal data bahwa ada lagi siswa lain yang di-bully oleh siswa yang dipukul (RH), kami belum tahu. Kasus ini masih bisa berkembang, kami tunggu pemeriksaan polisi," urai Gilbert.

Diberitakan sebelumnya, RH mengalami luka lebam pada bagian mata sebelah kanan setelah diduga dianiaya oleh HT.

"Anak saya mengalami luka memar di bagian mata sebelah kanan, terus bibirnya juga terluka berdarah. Kami juga sudah visum ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)," ujar orangtua RH, Ramdhani.

Menurut Ramdhani, anaknya dianiaya pada Jumat (12/8/2022). Awalnya, HT mendapatkan laporan bahwa RH melakukan pemalakan dan perundungan terhadap adik kelasnya.

"Anak saya dipanggil pada saat belajar ke ruangan guru, tiba-tiba ditanya kenapa? Anak saya bingung dia bilang 'tidak tahu', anak saya langsung ditempeleng, dipukul dadanya," katanya.

Baca juga: Guru Diduga Aniaya Murid SMKN 1 Jakarta , Guru Lain Dengar Suara Benturan dan Lihat Korban Benjol

Tak hanya dipukul, lanjut Ramdhani, RH juga didorong ke lemari yang berada di ruangan itu hingga tersungkur ke lantai sebelum diinjak oleh guru tersebut.

Ramdhani mengungkapkan, dia menemani RH melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polsek Sawah Besar.

Kapolsek Sawah Besar AKP Patar Mula Bona mengatakan, RH ditemani oleh orangtuanya melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke Polsek Sawah Besar pada 13 Agustus 2022.

"Kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap pelapor (RH) dan saksi atau kawan korban," kata Patar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com