JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa program hunian milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak hanya rumah DP Rp 0 saja.
Menurut dia, Pemprov DKI juga memiliki banyak program hunian lain.
Namun, Anies merasa hanya program rumah DP Rp 0 saja yang ramai dibicarakan.
"Nah selama ini yang menjadi pembicaraan di luar itu rumah DP Rp 0, yang seakan-akan program itu hanya DP Rp 0, padahal programnya (hunian) ada banyak," ungkapnya saat meresmikan sistem integrasi hunian bernama Jakhabitat di Taman Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, pada Selasa (16/8/2022).
Baca juga: Pamer Pemprov DKI Bangun 33 Tower Rusun selama 2018-2022, Anies: Kerja yang Luar Biasa
Ia menuturkan, Pemprov DKI juga memiliki program penataan kampung. Katanya, ada 226 RW yang telah mengikuti program penataan kampung.
Menurut Anies, angka itu terhitung bukan jumlah yang sedikit.
Selain penataan kampung, lanjutnya, Pemprov DKI memiliki kampung susun di kawasan Bayam, Kunir, Eks Bukit Duri, dan Kampung Akuarium.
"Jadi ada program DP Rp 0, penataan kampung, kampung susun," sebut Anies.
"Dan yang tak kalah penting adalah penyediaan hunian rusunawa yang dalam tahun ini bisa dibilang rekor (hunian) yang pernah terbangun selama ini," sambung dia.
Anies memamerkan, pada 2018-2022, Pemprov membangun 33 rusunawa.
Ia menilai bahwa pembangunan 33 tower dalam jangka waktu empat tahun merupakan kinerja yang luar biasa.
Baca juga: Hunian di Ibu Kota Terpaksa Berbentuk Rusun, Anies: Lebarnya Jakarta Enggak Bisa Ditambah
"Terbangun 33 tower dalam periode 2018-2022. Membangun 33 tower dalam waktu empat tahun adalah kerja yang luar biasa," urai dia.
Di sisi lain, Anies pun mengakui bahwa hunian di Ibu Kota saat ini terpaksa berbentuk rumah susun (rusun).
"Jakarta ke depan huniannya harus vertikal. Kita harus naik ke atas, (hunian) tidak bisa lagi melebar," tutur Anies.
Ia menyatakan, hunian harus vertikal sebab ukuran wilayah Jakarta yang tak bisa lagi bertambah.