Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keinginan Seorang Pedagang Asongan, Tetap Bisa Berjualan di Kawasan Kota Tua

Kompas.com - 22/08/2022, 23:56 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang asongan, Muhidin, mengaku masih berjualan di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, Muhidin, dengan sembunyi-sembunyi dari petugas Satpol PP.

Diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Barat telah menargetkan kawasan wisata Kota Tua Jakarta bersih dari pedagang kaki lima per Agustus 2022.

"Saya disuruh geser sih, enggak boleh di sini. Ngumpet-ngumpet dari petugas. Biarin saja, mau bagaimana lagi," kata Muhidin, saat ditemui di dekat Museum Mandiri, Jakarta Senin (22/8/2022).

Baca juga: Menengok Kota Tua Jakarta yang Hampir Rampung Bersolek

Muhidin yang berdagang kopi dan makanan ringan secara berpindah-pindah itu mengaku ingin memiliki lapak dagang sehingga tidak perlu berkeliling lagi.

"Siapa tahu saya dapat rezeki yang enggak disangka, kan rezeki dari Yang Maha Kuasa ya. Penginnya sih punya tempat, jadi dagang menetap. Kalau dikasih gratis (lapak dagangan) mau sekali," kata Muhidin sembari tertawa.

Muhidin mengaku belum berniat untuk berjualan di lokasi binaan yang disediakan pemkot sebagai tempat relokasi PKL yang biasa berjualan di kawasan Kota Tua.

"Saya mikir dua kali dulu ya kalau mau pindah. Soalnya di sana kejauhan. Belum biaya-biayanya. Di sini kan enggak bayar," kata dia.

Dari berdagang kopi dan lainnya, ia biasa mendapat omzet hingga Rp 150.000 per hari. Keuntungan bersih yang bisa ia raup mencapai Rp 100.000 per hari, namun jika dagangannya sedang laris manis.

Jika dagangannya tidak laku, Muhidin bisa saja pulang ke rumah kontrakannya dengan termos berisi air panas yang masih penuh.

Baca juga: Jalur Pedestrian Kota Tua Selesai Direvitalisasi, Akses Pejalan Kaki Jadi Lebih Nyaman

Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menegah (PPKUKM) Jakarta Barat, Iqbal Idham Ramid mengatakan, para pedagang diperkenankan memilih lokasi relokasi sesuai kemampuan dan keinginan masing-masing.

Dua lokasi yang telah disediakan yakni Kota Intan dan Gedung Cipta Niaga.

"Jadi pedagang bisa memilih sendiri mau di sana atau di sini. Sesuai kesanggupan masing-masing," kata Iqbal saat ditemui di Kota Intan, pada Senin (11/7/2022).

Ia menjelaskan bahwa PKL Kota Tua yang pindah berdagang di lokasi binaan Kota Intan, hanya dikenakan biaya Rp 4.000.

"Ini perlu diperjelas. Jadi, di Kota Intan itu hanya bayar Rp 4.000 per hari untuk retribusi. Soal biaya kebersihan, silakan dibicarakan sesama pedagang," ucapnya.

"Kalau di Gedung Cipta Niaga yang dimiliki pihak swasta dan tarifnya kewenangan mereka. Di sana, uang muka sekitar Rp 2 jutaan, dan biaya per bulannya Rp 1 jutaan. Ini sudah turun juga tarifnya, dulu Rp 5 juta awalnya. Tapi, berdasarkan negosiasi para PKL dan pengelola, jadinya turun di angka Rp 1 jutaan," jelas Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com