Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Pakar Minta Masyarakat Kembali Hindari "Bersalaman" Dulu

Kompas.com - 24/08/2022, 06:38 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Biostatistika Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo, menilai masyarakat sudah mulai meninggalkan protokol kesehatan 5M untuk mencegah penularan Covid-19.

Protokol kesehatan yang selalu digaungkan pemerintah yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Padahal, kata Windhu, masih ada ancaman penularan penyakit cacar monyet di Indonesia. Adapun protokol kesehatan yang dianjurkan untuk menghindari penularan Covid-19, Windhu menilai sebetulnya juga efektif menghindari penularan cacar monyet.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Tracing Kasus Cacar Monyet di Ibu Kota, Begini Hasilnya...

Masyarakat juga diminta harus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pasalnya, kata Windhu, sudah banyak orang yang kembali bersentuhan, seperti bersalaman. Padahal, dari protokol kesehatan 5M, ada anjuran untuk menjaga jarak.

"Kita harus kembali lagi menerapkan PHBS dengan protokol kesehatan dengan tidak saling menyentuh dulu. Karena ini (penularannya) kontak langsung," ujar Windhu kepada Kompas.com, dikutip pada Rabu (24/8/2022).

Menurut dia, kebiasaan bersalaman yang digantikan dengan gestur namaste yang dapat dilakukan dengan menyatukan kedua telapak tangan dan ujung jari mengarah ke atas. Kemudian, bungkukkan tubuh sedikit hingga tangan mendekat ke dada.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet di Jakarta, Pemkot Jaksel Sosialisasikan Cara Cegah Penularan

"Karena cara penularannya (cacar monyet) itu kontak langsung," ujar Windhu.

Selain itu, Windhu menjelaskan, kelompok yang paling berisiko tertular cacar monyet ini adalah laki-laki. Ia mencatat sebanyak 99 persen dari 39.000 kasus cacar monyet itu dialami oleh kelompok pria.

Dengan demikian, Windhu mengatakan, seorang pria yang baru saja datang dari wilayah dengan kasus cacar monyet tinggi harus dicurigai meskipun belum terkonfirmasi.

Adapun pasien cacar monyet yang sudah terkonfirmasi tersebut memiliki riwayat perjalanan luar negeri dan baru tiba di Indonesia sejak 8 Agustus 2022.

Pasien ini sempat mengalami gejala demam pada 14 Agustus 2022 dan mengalami pembesaran kelenjar limfa. Selain itu, juga muncul bercak cacar di tubuh pasien.

Baca juga: Pasang Mata Setelah Pasien Cacar Monyet Terkonfirmasi: Curigai Pelancong Pria hingga Seruan Hidup Bersih

Petugas kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan pemeriksaan PCR. Dalam dua hari, hasil tes PCR pasien tersebut terkonfirmasi positif cacar monyet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com