Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi SDN Sukadaya 02 Bekasi, Plafon Berlubang dan Ada Kelas yang Tak Punya Meja-Kursi

Kompas.com - 25/08/2022, 12:06 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukadaya 02, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi kondisinya memprihatinkan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, bangunan sekolah yang terdiri dari kurang lebih 6 ruang kelas itu, hampir semua plafon di ruang kelas tampak berlubang.

Kondisinya pun jauh dari kata layak. Kaca jendela pecah, sementara tembok penuh dengan coretan.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan Penumpang Internasional, Antisipasi Cacar Monyet

Tak hanya itu, ada sebuah ruangan kelas yang tidak tersedia bangku dan meja, sehingga para siswa-siswi terpaksa belajar di lantai dan hanya beralaskan terpal seadanya.

Pintu masuk kelas juga tampak lapuk dimakan rayap. Beberapa dinding di ruang kelas bahkan bolong dan ditambal sulam menggunakan sebuah triplek yang ikut rusak termakan usia.

Kondisi ini semakin memprihatinkan lantaran menurut informasi salah satu sumber, bangunan gedung sekolah ini sudah mengalami kerusakan hingga kurang lebih 5 tahun.

"Kondisi (tidak layak) ini kalau 5 tahun mah ada," ucap salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Kamis (25/8/2022).

Ia mengatakan dengan kondisi plafon yang berlubang, proses belajar mengajar siswa kerap terganggu dan terpengaruh oleh cuaca.

Baca juga: Sopir Diduga Hilang Kendali, Ertiga Terperosok ke Selokan di Dharmawangsa

"Kalau sehabis hujan, tetap ngajar, tapi anak-anak sepatunya dilepas atau pakai sandal. Kalau musim hujan, ya enggak harus pakai sepatu" ucap dia.

"Kalau pakai sepatu licin, takut (terpeleset). Nanti, (sandal atau sepatunya) dimasukin plastik," tutur dia.

Salah satu orangtua siswa, Sadiyah, mengaku kondisi bangunan sekolah membuat dirinya selalu ikut mengantar dan mengawasi anaknya.

Dengan kondisi bangunan yang memprihatinkan, Sadiyah khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada anaknya.

"Nemenin anak sampai pulang, biar nyaman. Bangunan keropos gini takut kenapa-kenapa kan, jadi ikut awasin juga," ucap Sadiyah.

Baca juga: Curhat ke Anies, Warga Gusuran Eks Bukit Duri: Kami Bahagia, Tidak Kebanjiran Lagi

Menurut dia, kondisi gedung sekolah memang sejak dulu sudah tidak layak.

Sebagai orangtua murid, ia berharap agar bangunan sekolah dapat segera diperbaiki, agar proses belajar mengajar para siswa dapat berjalan dengan lancar.

"Segera ingin diperbaiki, supaya anak-anak ini belajarnya pada enak," harap dia.

Kepala SD Negeri Sukadaya 02 Eko mengatakan bahwa saat ini, pihak Pemerintah Kabupaten sudah mengetahui kondisi gedung sekolah dan segera memperbaikinya.

"Bapenda sudah berencana ke sini, untuk ukur luas lahan," ujar Eko singkat.

Baca juga: Polisi Sebut Bandar Judi Togel di Cilincing Raup Keuntungan Rp 2,5 Juta Per Bulan

Kendati demikian, ia sendiri tidak mengetahui kepastian untuk proses perbaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com