Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Akses Jalan Kedaung Tirta Depok Ditembok

Kompas.com - 03/09/2022, 12:06 WIB
M Chaerul Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Akses Jalan Kedaung Tirta, Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, ditutup tembok.

Pantauan Kompas.com di lokasi, tembok yang berbahan beton itu memiliki panjang sekitar 3 meter dengan tinggi 2 meter.

Belakangan diketahui penembokan jalan tersebut dilakukan oleh warga Tirtajaya bernama Rudi Samin. Gara-garanya karena ada persoalan status lahan.

Saling klaim status lahan

Rudi Samin mengakui melakukan penembokan pada Kamis (1/9/2022).

Menurut dia, penembokan itu dianggap wajar lantaran area jalan itu berada di atas tanah yang diklaim miliknya.

Baca juga: Rudi Samin Tutup Jalan Kedaung Tirta Depok Pakai Tembok, Lurah: Akses ke 2 Sekolah Terganggu

Bahkan, penembokan dimaksudkan Rudi Samin sebagai upaya mengamankan aset dari orang-orang yang disebutnya telah memperjualbelikan tanah yang diklaimnya itu.

Jika ada masyarakat yang merasa dirugikan atas penutupan jalan itu, sambung Rudi, masyarakat diminta untuk membawa berkas-berkas kepemilikan tanahnya di lokasi yang ditembok.

"Kalau warga punya surat silakan saja tunjukan dan saya akan kasih jalan. Kalau tidak punya surat, tidak usah komentar warga karena bukan pihak dalam perkara," kata Rudi Samin saat dikonfirmasi, Jumat.

Baca juga: Sempat Bermasalah dengan JNE, Rudi Samin Kembali Tuai Polemik: Kini Tutup Akses Warga Pakai Tembok

Sementara itu, warga setempat bernama Ani mengatakan, Jalan Kedaung yang ditutup tembok oleh Rudi Samin merupakan jalan desa.

Keyakinan itu diutarakan Ani karena sejak dirinya tinggal di lokasi pada tahun 1988 itu akses Jalan itu sudah ada, jauh sebelum diperkarakan Rudi Samin.

"Saya kaget ini kan akses warga, saya di sini sejak tahun 1988, saya tahu ini namanya jalan desa asli," kata dia.

Tak ada dokumen di kantor kelurahan

Lurah Tirtajaya M Imran mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan lahan yang diperkarakan itu sebenarnya milik siapa.

Sebab, kata dia, sejauh ini pihaknya tak menemukan dokumen yang menunjukkan status kepemilikan lahan itu.

"Saya belum bisa mengatakan karena belum ada dokumen," kata Imran.

"Kalau kebiasaan warga memang itu jalan yang biasa dilewatin, karena di sini kebanyakan masyarakat asli. Info yang saya terima seperti itu. Kalau dokumen kita enggak punya," sambung dia.

Lebih jauh, Imran menuturkan, ada beberapa pihak yang mengklaim lahan itu milik mereka. Namun, tak ada satupun yang dapat menunjukkan status kepemilikan lahan tersebut.

"Banyak yang mengakui tanah itu, tapi kan kalau ditanyain mana dokumen kepemilikannya, enggak ada yang bisa tunjukkin," kata dia.

Menurut Imran, berkaitan dengan penutupan dengan tembok di Jalan Kedaung Tirta tidak ada koordinasi dari pihak yang membangun tembok dengan warga.

Namun, ia berharap adanya musyawarah antara masyarakat sekitar dan Rudi Samin. Sebab, jalan tersebut merupakan akses masyarakat untuk beraktivitas.

"Mudah-mudahan dengan keluhan warga yang berbatasan langsung dengan yang mobilitasnya tinggi, bisa diberikan kebijaksanaan oleh Pak Rudi," harap Imran.

"Selama itu Pak Rudi misalnya mau pakai ya musyawarahkan dengan warga, biar ada simbiosis mutualisme," tambah dia.

Akses warga terganggu

Imran mengatakan, penutupan jalan itu membuat akses warga setempat hingga para pelajar yang bersekolah di sekitar lokasi terganggu.

Di Jalan Kedaung Tirta terdapat dua sekolah, yakni SMP dan SMK Tirtajaya serta Sekolah Islam Daarul Ilmi Depok.

"Kebetulan itu akses anak-anak sekolah ada dua. Memang mobilitasnya lumayan kalau suasana sekolah," kata Imran.

Di samping itu, kata Imran, penembokan jalan juga berdampak pada mobilitas warga di lingkungan RT 014 RW 003.

"Khawatir saya dalam jangka panjang, ketika ada yang sakit atau apalah musibah kan harus muter, tidak bisa langsung ke Jalan Raya KSU. Kan kalau (melalui) akses situ (Jalan Kedaung Tirta) lebih deket," ujar dia.

Senada dengan Imran, Ani mengatakan, penutupan akses jalan tersebut sangat berdampak terhadap kegiatan usahanya.

"Saya sangat berdampak, biasanya kan akses dari sana (KSU) banyak yang nyari bakso malang, sekarang kan sudah tidak bisa karena pada enggak mau muter-muter jauh," keluh Ani.

"Sedangkan (buat akses) mobil pun sudah di polrtal-portal, jadi sekarang tentu saya ada pengurangan omset mulai kemarin warung saya sepi," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Megapolitan
Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Megapolitan
Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com