Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penyerangan Apartemen di Pluit, Diduga akibat Konflik antara Penghuni dan Pengelola

Kompas.com - 13/09/2022, 07:33 WIB
Zintan Prihatini,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Apartemen di kawasan Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal.

Salah satu penghuni apartemen, Yusuf Rusly (68), menjelaskan, kejadian itu terjadi pada Senin (12/9/2022) sekitar pukul 05.30 WIB.

Yusuf yang saat itu sedang tidur mendapatkan telepon dari penghuni lainnya terkait peristiwa tersebut. Kemudian, ia melihat ada segerombolan massa yang datang ke sekitar apartemen.

"Saya lihat dari atas banyak gerombolan (orang) datang, kurang lebih di atas 50 sampai 100 orang," ungkapnya, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Polisi Sebut Penyerangan dan Perusakan Apartemen di Pluit Dilakukan Sendiri oleh Pengelola

Menurut Yusuf, sekelompok orang tak dikenal itu memasuki lantai dasar apartemen lalu merusak kantor pengelola.

"Mereka memecahkan kaca di kantor badan pengelola dan semuanya, banyak satpam dipukuli, saya dengar ada lima satpam dipukuli dan penghuni ada yang dipukul juga," imbuhnya.

Ketika memasuki kantor pengelola, orang-orang tersebut membuka segel sampai menghancurkan pintunya. Dia menilai, konflik yang terjadi berkaitan dengan iuran pengelolaan lingkungan yang belum lama ini dinaikkan pihak pengelola apartemen.

"Jadi mereka ini berkelompok, jadi mereka ini bukan di pihak kita, tapi mereka itu di pihak badan pengelola," terang Yusuf.

Adapun iuran ditujukan untuk perawatan gedung, lift, area komunal, kebersihan, serta keamanan.

"Warga dinaikkan iuran tiap bulannya biasanya Rp 15.000, sekarang Rp 23.000 ada 53 persen (kenaikan iuran)," terang Yusuf.

Dirinya menyampaikan, konflik dimulai ketika penghuni apartemen memprotes kenaikan iuran pengelolaan lingkungan dan meminta pengelola transparan mengenai pengelolaan keuangan.

Mereka memutuskan untuk tidak membayar iuran, yang pada akhirnya membuat pihak pengelola memutus aliran listrik dan air dari sejumlah unit apartemen.

Baca juga: Eksekutor Penyerangan di Cilandak yang Tewaskan Warga Masih Remaja

Kemudian, pemutusan aliran listrik dan air direspons para penghuni dengan menyegel kantor pengelola di lantai basement apartemen.

Dalam video amatir yang direkam salah satu penghuni, tampak kelompok itu ramai-ramai berjalan dari depan area apartemen.

Lalu, mereka memasuki bagian dalam apartemen menuju ke lantai basement, tempat keberadaan kantor pengelola. Bahkan, tangan salah satu penghuni apartemen dipukul saat sedang merekam video dengan ponselnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com