"Maju...maju...maju...maju," teriak massa aksi sambil bertepuk tangan.
Sejumlah sopir taksi online yang sebelumnya menjaga jarak dan berpencar menjauh kemudian merapatkan barisan di bawah mobil komando.
Hujan yang mengguyur pun tak menyurutkan semangat para massa taksi online. Mereka tetap bertahan di tengah guyuran hujan untuk menyuarakan pendapat ke pihak Gojek selaku aplikator.
Massa aksi yang tidak berteduh justru malah memeriahkan demonstrasi dengan berjoget diiringi lagu Maumere.
Baca juga: Demo Kenaikan BBM di Patung Kuda yang Akhirnya Direspons Istana...
Pada pukul 14.21 WIB, massa aksi yang telah merapatkan barisan tampak mendesak masuk ke kantor Gojek yang telah dijaga oleh sejumlah polisi.
Namun, langkah mereka ditahan oleh polisi yang berjaga. Saat itulah massa aksi terlibat saling dorong dengan sejumlah polisi.
Aksi saling dorong itu berhenti setelah perwakilan Gojek datang.
Seorang pria yang menggunakan baju hitam itu kemudian naik ke atas mobil komando untuk mencoba mediasi dengan massa.
Namun, mediasi itu gagal karena perwakilan dari Gojek itu tidak bisa menandatangani surat pernyataan yang diminta massa aksi.
Namun, perwakilan dari Gojek itu terlihat diminta turun oleh massa aksi.
"Jadi tidak bisa menandatangani surat pernyataan? Ya sudah, turun," kata peserta aksi.
Aksi tersebut kian memanas setelah pengganti perwakilan pihak Gojek tak datang menemui para sopir taksi online.
Kericuhan itu berlangsung cukup lama. Aksi saling dorong dapat reda setelah adzan waktu shalat ashar berkumandang.
Massa aksi saat itu menarik mundur barisan. Mereka kembali menunggu di sekitar mobil komando.
Tak lama, polisi menemui para massa aksi untuk mewadahi pertemuan antara sopir taksi online dengan pihak Gojek selaku aplikator.