Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Sebut Pembangunan Rukan Bisnis Baru Jadi Penyebab Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD

Kompas.com - 23/09/2022, 23:27 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir melanda jalan di depan perumahan Delatinos Bumi Serpong Dam ai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (22/9/2022).

Diketahui hujan deras melanda wilayah Tangsel sejak Jumat siang. Banjir diperkirakan terjadi pada pukul 15.00 WIB.

Ketua RT 05/Rw 02 Rawa Buntu, Ade Wahyudi, mengatakan ketinggian banjir mencapai 30 hingga 50 sentimeter. Air juga tampak menggenang di Puskesmas Rawa Buntu serta masjid yang ada di sana.

Baca juga: Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD Ikut Menggenangi Masjid, Jemaah Ikut Bersihkan Sisa Lumpur

Menurut Ade, kawasan tersebut memang sering terjadi banjir. Namun, sejak Agustus 2022 banjir semakin parah.

Ade menduga banjir disebabkan oleh pembangunan rumah dan kantor (rukan) bisnis di area perumahan Delatinos yang berada tepat di depan puskesmas.

"Mereka meniadakan resapan air. Hal ini bisa dilihat di jalan raya penuh dengan lumpur dari pembangunan rukan bisnis," ujar Ade kepada Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Menurut Ade, tanpa ada pembangunan rukan itu saja, kawasan itu sudah sering terjadi banjir. Kondisi semakin parah disebabkan oleh pembangunan ditambah hujan deras dan tidak ada selokan.

Baca juga: Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD Terus Berulang, Aktivitas Puskesmas Rawa Buntu Selalu Kena Imbas

"Ada air buangan cuci mobil saja tergenang apalagi dengan air hujan dengan kapasitas seperti ini. Ditambah pembangunan BSD yang meniadakan resapan air," ujar Ade.

Ade menyesalkan pembangunan rukan bisnis yang berada di seberang puskesmas itu tidak ada transparansi kepada warga sekitar.

Bahkan Ade menyebutkan pengembang tidak pernah menyampaikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dari pembangunan rukan bisnis sejak tiga bulan lalu.

"Banjir ini sudah terjadi sebanyak tiga kali dan membwa lumpur tanah merah sejak tiga bulan terakhir," tutur Ade.

Ade menyebutkan setidaknya ada 20 unit rumah tinggal yang berada di belakang puskesmas ikut terdampak.

Baca juga: Banjir di Depan Perumahan Delatinos BSD Berdampak pada Puskesmas, 2 Pasien DBD Dipindahkan

Puskesmas dan masjid menjadi bangunan yang paling terdampak karena berhadapan langsung dengan pembangunan rukan bisnis itu.

"Harapan saya tidak terjadi seperti ini. Selokan diadakan dengan buangan air yang bagus. Lalu, perlu ada transparansi amdal pembangunan rukan di seberang," ujar Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com