Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harganya Memang Lebih Mahal Rp 1.000, tapi Antreannya Lebih Manusiawi"

Kompas.com - 24/09/2022, 05:04 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah pengguna kendaraan sepeda motor kini mulai beralih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, Vivo, dibanding milik Pertamina.

Seorang pengendara motor, Indra (27), mengatakan antrean di SPBU Vivo yang lebih cepat dan manusiawi menjadi alasan mengapa dirinya beralih.

"Harganya memang lebih mahal Rp 1.000, tapi antreannya lebih manusiawi," kata Indra saat ditemui di SPBU Vivo Jalan Sultan Agung, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (23/9/2022) malam.

Baca juga: Antrean Pertalite di SPBU Semakin Panjang, Warga Mulai Beralih ke Vivo

Indra mengakj sudah beralih ke SPBU Vivo sejak kenaikan harga BBM Pertalite dan Pertamax.

Pilihan untuk beralih ke SPBU Vivo semakin tak tergoyahkan ketika antrean pengisian Pertalite semakin panjang.

"Dulu mah cepat, sering sepi juga kan Pertalite. Sekarang mau pagi, siang, sore, malam, antrenya malah panjang. Kayanya memang yang pakai Pertamax juga pindah ke Pertalite, makanya antrean (Pertalite) semakin panjang," ucap Indra.

Adapun di SPBU Pertamina sendiri, para pengendara sepeda motor memang perlu mengantre lebih lama untuk mendapat giliran mengisi kendaraannya.

Seperti yang terjadi di SPBU Pertamina Jalan Juanda, Bekasi Utara, Kota Bekasi, misalnya.

Baca juga: Antrean Mengular di Sejumlah SPBU, Pertamina Belum Berencana Tambah Nozzle Pertalite

Seorang pengendara motor bernama Yayan (32) mengatakan antrean panjang ini terjadi usai naiknya harga Pertalite dan Pertamax di SPBU Pertamina.

Menurut dia, sejak kenaikan harga BBM subsidi dan non-subsidi, antrean pengisian sepeda motor bisa memakan waktu 10-20 menit.

"Ini ramai-ramainya pas malam hari sama pagi. Antreannya panjang," ucap Yayan.

Adapun sebelumnya, PT Pertamina belum berencana menambah nozzle untuk bahan bakar Pertalite menyusul antrean yang akhir-akhir ini terjadi pada konsumen yang membeli Pertalite.

Baca juga: Saat Harga Pertamax Tak Terjangkau, Pengendara Kini Beralih ke Pertalite hingga Rela Antre di SPBU

Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, menyebut antrean Pertalite yang terjadi di sejumlah SPBU saat ini masih wajar.

"Pemantauan kami antrean pembelian normal saja dan produknya tersedia semua," kata Eko, Jumat.

Eko merasa tak ada peningkatan signifikan atas permintaan Pertalite usai pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada 3 September lalu.

Antrean di sejumlah SPBU saat ini, menurut dia, sama saja dengan antrean yang terjadi sebelum pengumuman kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com