JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bakal menggelar aksi unjuk rasa bertajuk "Seruan Aksi Nasional III BBM Melejit, Petani Menjerit".
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Muhammad Yuza mengatakan, rencananya aksi tersebut digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2022) mulai pukul 11.00 WIB.
"Estimasi massa 5.000 orang," kata Yuza saat dikonfirmasi, Senin (26/9/2022).
Baca juga: BEM SI Demo di Gedung DPR Besok, 5.000 Orang Disebut Akan Turut ke Jalan
Menurut Yuza, demonstrasi itu dihelat untuk menyuarakan isu-isu yang merugikan petani dalam rangka Hari Tani Nasional.
Bersamaan dengan itu, demonstrasi tersebut juga untuk menyampaikan penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Yuza mengungkapkan, ada lima poin tuntutan dalam aksi turun jalan itu, yakni:
Baca juga: BEM SI Bakal Kembali Demo di Gedung DPR, Suarakan Isu Petani dan Tolak Kenaikan Harga BBM
1. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk mengoreksi model pembangunan PSN yang tidak berpihak kepada rakyat.
2. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk menghentikan kriminalisasi terhadap petani, nelayan, masyarakat adat dan aktivis agrarian.
3. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk melaksanakan reforma agraria dan menyelesaikan konflik agraria struktural.
4. Menuntut dan mendesak DPR dan pemerintah untuk mencabut Undang-undang yang mempermudah perampasan tanah dan kriminalisasi rakyat.
5. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan harga BBM.
Baca juga: Soal Pemindahan Lokasi Demo ke Monas, Wagub DKI Sebut Baru Usulan dari Kapolda
Adapun, aksi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat terus bergulir di sejumlah daerah di Indonesia sebagai bentuk respons atas kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.
Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Massa Buruh dan Petani Bakal Demo di Patung Kuda, Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Omnibus Law
Saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
Baca juga: Komisi D DPRD DKI Sarankan Kontribusi Tambahan di Pulau G Disesuaikan dengan Bentuk Permukiman
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.