Di saat empati publik yang demikian besar terhadap korban kekerasan dan apresiasi yang pantas atas keberanian melaporkan, bagi Baim Wong dan Istrinya hanya sebatas candaan dan konten untuk meraup jumlah penonton.
Tindakan Baim Wong dan istrinya tidak hanya melukai rasa kemanusiaan, tetapi sudah melampaui batas dan keterlaluan.
Baim Wong telah dengan sengaja menjadikan persoalan kemanusiaan, kekerasan dan penindasan yang selama bertahun-tahun dilawan oleh kaum perempuan sebagai bahan permainan dan olok-olok belaka.
Kasus ini bukan tentang Lesti Kejora, bukan juga tentang rumah tangga artis, melainkan tentang martabat manusia yang direndahkan melalui tindakan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
Per 8 Maret 2022, Komnas Perempuan melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 338.496 kasus kekerasan terhadap perempuan.
Angka itu adalah jumlah yang diadukan ke Komnas Perempuan, lembaga layanan dan Badilag, -peradilan Agama.
Jika jumlah yang mengadu secara resmi saja sampai mencapai tiga ratus ribu lebih, bisa jadi korban sesungguhnya bisa mencapai satu juta orang atau lebih. Sebab fakta biasanya berjumlah tiga atau empat kali dari data resmi.
Perlu ada langkah aparat untuk membuat efek jera dan memberi waktu Baim dan istrinya belajar berpikir tentang kemanusiaan, tidak hanya soal uang dan jumlah view penonton.
Jika hujatan dan kritik dari publik tak cukup membuat Baim untuk berpikir tentang empati dan kemanusiaan, bahkan ia kian liar dan tak peduli atau mengganggap kritik itu hanya karena sentimen atas popularitas dan kekayaannya, maka tentu ada cara lain.
Seandainya penjara bisa memberi waktu lebih banyak untuk Baim dan istrinya berpikir kemanusiaan dan punya rasa empati terhadap sesama korban, cara itu terpaksa harus ditempuh demi kemaslahatan publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.