Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Tradisi dan Peran Masyarakat Tionghoa di Indonesia yang Terekam di Museum Benteng Heritage Tangerang

Kompas.com - 05/10/2022, 05:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

TANGERANG, KOMPAS.com - Satu bangunan tua bercorak Tionghoa berdiri kokoh di Jalan Cilame, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.

Bangunan dua lantai yang diperkirakan dibangun pada abad ke-17 tersebut menyempil di tengah lapak-lapak pedagang pasar tumpah yang berada di sisi selatan kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang.

Dari depan gerbang tampak sejumlah ornamen dan artefak Tionghoa. Bangunan ini adalah Museum Benteng Heritage yang dimiliki dan dikelola oleh Udaya Halim, seorang warga asli peranakan Tionghoa Tangerang.

Bangunan tua ini menyimpan banyak cerita, mulai dari kisah armada Cheng Ho (1405-1433) yang berlayar dengan rombongan ratusan kapal ke Nusantara, hingga catatan tentang empat orang Tionghoa yang hadir dalam ikrar Sumpah Pemuda 1928.

Tegel di lantai satu masih asli dari abad ke-17. Ornamen pecahan keramik dan berbagai bahan yang membentuk relief kisah Tionghoa klasik menghiasi lantai satu bangunan.

Baca juga: Tol BSD Tangerang Selatan Terendam Banjir, Berikut Jalur Alternatif yang Bisa Dilalui

Sementara di lantai dua, terdapat relief kayu yang mengisahkan kegagahan Jenderal Kwang Kong yang adil, setia, jujur, dan suka menolong. Karakter Kwan Kong ini mengilhami Udaya Halim untuk terus mengembangkan museum dan segala kegiatannya.

Namun sebelum naik ke lantai dua, pengunjung wajib melepas alas kaki sebelum naik ke lantai dua yang berlantai kayu.

Selain altar Kwan Kong, terdapat koleksi timbangan candu, aneka keramik kuno, foto-foto, serta berbagai perabot tua yang dulu umum ada di rumah keluarga Tionghoa.

Peran masyarakat Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia

Dalam sebuah sesi bersama guru-guru dari Yayasan Cahaya Guru (YCG) di Museum Benteng Heritage, yang dicatat harian Kompas, Sabtu (27/8/2022), Udaya Halim bercerita terdapat peran vital dari warga keturunan Tionghoa dalam proses perekaman lagu nasional Indonesia Raya.

Pada 1927, Wage Rudolf Supratman meminta Yo Kim Tjan (Johan Kertajasa) untuk merekam lagu ”Indonesia Raya”. Lagu tersebut direkam dalam dua versi. Pertama, Supratman bermain biola sambil menyanyikan lagu ciptaannya tersebut. Kedua, rekaman versi keroncong.

Baca juga: Pohon Tumbang di Tangerang Timpa Motor, Pengemudi Berhasil Selamatkan Diri

Udaya berharap, kehadiran museum itu dapat menambah pengetahuan tentang jejak orang Tionghoa dan kontribusinya bagi Indonesia. Hal itu dinilai penting untuk memperkuat integrasi kebangsaan.

Kehadiran empat orang Tionghoa yakni Kwee Thiam Hong, Oey Kay Siang, Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie dalam ikrar Sumpah Pemuda juga menggambarkan bahwa kemajemukan di Indonesia telah dirawat sejak dulu.

Rekaman tradisi Masyarakat Tionghoa di Indonesia

Di museum ini juga ditemukan lukisan-lukisan yang mengisahkan budaya masyarakat Tionghoa Benteng sejak dulu hingga sekarang. Salah satunya tentang festival Pehtjun atau Lomba Perahu Naga.

Festival Pehtjun merupakan tradisi yang hingga kini masih rutin dilaksanakan kaum Tionghoa Benteng di Tangerang. Dalam festival tersebut, masyarakat akan berlomba mengayuh perahu berbentuk naga di Sungai Cisadane, dimulai dari daerah Babakan sampai ke sekitar Pasar Lama.

Selama perayaan Festival Pehtjun dilaksanakan, terdapat sejumlah tradisi lain yang turut dijalankan. Tradisi pertama adalah tradisi menangkap bebek.

Baca juga: Ini Jadwal Operasi Zebra di 3 Titik Kota Tangerang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com