Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsleting Sering Jadi Penyebab Kebakaran di Jakarta, Apa Pemicunya?

Kompas.com - 06/10/2022, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korsleting atau arus pendek sering kali menjadi penyebab kebakaran hunian di Ibu Kota Jakarta. Hal ini diperkuat dengan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta tahun 2018-2022 bahwa penyebab kebakaran didominasi korsleting.

Selama periode tersebut, data menunjukkan penyebab kebakaran Ibu Kota adalah korsleting dengan 4.829 kejadian atau 60 persen.

Berkaitan dengan banyaknya kebakaran akibat korsleting, Peneliti Teknologi Pengujian di Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Himma Firdaus menjelaskan penyebabnya.

Baca juga: ABK Minta Anies Tinjau Pelabuhan Muara Angke Diam-diam: Jangan Dengar Kata Bawahannya...

Menurut Himma, korsleting dapat dipicu penggunaan kabel listrik atau penggunaan listrik yang tidak benar.

Berbagai macam peralatan berdaya besar seperti penanak nasi, pompa air, setrika listrik, dan kulkas, yang disambungkan pada satu kontak sama menyebabkan arus listrik mengalir lebih besar melalui satu saluran kabel.

Dengan demikian, kabel akan mengalami pemanasan berlebih dan pada akhirnya mengakibatkan hubungan pendek arus listrik.

Di samping itu, kotak kontak pada dinding yang sudah longgar karena aus, bagian dalamnya meleleh atau bahan produk tidak sesuai standar, dapat menghasilkan busur listrik secara terus-menerus dari sambungan yang tidak sempurna.

Baca juga: Cerita Penumpang Transjakarta Antre Berjam-jam akibat Kebijakan Tap In-Tap Out

Kondisi ini biasanya dapat dikenali dengan munculnya suara desis pada sambungan kontak.

"Arus yang menghasilkan busur listrik ini masih di bawah arus kerja MCB (miniature circuit breaker), sehingga tidak memutuskan sambungan listrik. Jika hal ini berlangsung lama, maka dapat memicu kebakaran," ujar Himma saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).

Pemasangan instalasi listrik untuk mencegah korsleting

Himma menuturkan, instalasi listrik di perumahan sebenarnya sudah memiliki standar pemasangan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) maupun Standar Nasional Indonesia (SNI). Kotak kontak yang sudah memenuhi SNI, menggunakan bahan plastik yang tidak memicu munculnya api meskipun dipanaskan pada suhu tinggi.

Sayangnya, di rumah-rumah kawasan padat penduduk biasanya ditemukan pemakaian instalasi listrik yang tak sesuai standar.

Baca juga: Ekspresi Indra Kenz Lesu dan Pasrah Dengar Tuntutan 15 Tahun Penjara

"Untuk mencegah adanya penumpukan beban listrik di satu titik sumber, maka sebaiknya dipasang beberapa kotak kontak yang berdekatan dengan lokasi masing-masing peralatan rumah tangga, terutama yang membutuhkan daya besar," terangnya.

Mengelompokkan jenis peralatan listrik menjadi beberapa bagian dapat menurunkan risiko terjadinya korsleting.

"Pada saat membuat instalasi listrik di rumah, warga perlu memperhatikan ukuran kabel yang sesuai dan mengikuti rekomendasi standar yang berlaku," papar Himma.

Ukuran kabel yang digunakan pun harus diperhatikan. Misalnya, untuk bagian penerangan, ukuran kabel direkomendasikan memiliki penampang minimum 1,5 milimeter. Sedangkan untuk kabel yang terhubung ke kotak kontak, penampang kabel yang direkomendasikan tidak kurang dari 2,5 milimeter.

Demikian pula untuk kabel instalasi untuk air conditioner (AC), pompa air, dan jenis perlatan berdaya besar lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi menyampaikan arus pendek bisa terjadi karena banyak warga yang masih menggunakan listrik dengan instalasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Selain itu, kualitas peralatan yang tidak sesuai dengan SNI, dan pencurian listrik juga jadi penyebab terjadinya hubungan pendek arus listrik.

"Berbagai hal tersebut makin menambah bahaya kebakaran, karena padatnya Jakarta oleh hunian dan bangunan yang berdempetan, sehingga akhirnya api akan cepat merembet ke bangunan yang sebagian besar berbahan bangunan yang mudah terbakar," kata Satriadi dilansir dari Antara, Sabtu (10/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com