DEPOK, KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Twitter terkait tindakan diskriminatif terhadap siswa yang tak diizinkan memakai ruangan kegiatan rohani kristen (Rohkris) oleh pihak SMAN 2 Depok.
Kepala Sekolah memastikan informasi itu tidak benar.
Informasi itu awalnya diunggah oleh @andreasharsono.
Dalam unggahan itu, pemilik akun menyebutkan, murid-murid dari SMAN 2 Depok dilarang memakai ruang kelas buat kegiatan rohani kristen.
Dalam unggahan itu turut disertakan foto yang memperlihatkan sejumlah siswa-siswi tengah duduk di lorong sekolah dan disebut melakukan kegiatan rohani kristen di lorong itu.
Disebutkan juga dalam unggahan itu bahwa kepala sekolah akan memberikan sanksi kepada murid-murid jika memberikan keterangannya kepada media.
Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Ikut Shalatkan Jenazah Adnan, Korban Tembok Roboh di MTsN 19
Kepala Sekolah SMA 2 Depok Wawan Ridwan membantah informasi tersebut.
Menurut Wawan, pihaknya telah memfasilitasi semua kegiatan keagamaan di sekolah tanpa terkecuali.
Untuk itu, ia menegaskan tak ada tindakan diskriminasi sama sekali terhadap siswa kristen di SMAN 2 Depok.
"Tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok, seluruh aktivitas kegiatan keagamaan sudah terfasilitasi dengan baik oleh sekolah," kata Wawan dalam keterangan resminya, Jumat (7/10/2022).
Wawan lalu menjelaskan kronologi sebenarnya.
Ia menyebut, ruangan yang biasa dipakai kegiatan rutin rohani kristen sedang dialihfungsikan untuk menampung seragam baru yang akan dibagikan kepada para siswa.
Oleh karena itu, pihak sarana prasarana menginfokan pemindahan ruang kegiatan rohkris kepada petugas kebersihan dan seorang siswa pada Kamis (29/9/2022).
Namun, sehari kemudian ternyata petugas kebersihan telat membukakan pintu ruangan, sehingga membuat siswa menunggu di lorong ruang pertemuan.
"Pada saatnya kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa rohkris sudah datang," ujar dia.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa foto yang beredar itu bukan karena siswa dilarang menggunakan ruangan untuk kegiatan rohani.
Namun, mereka tengah menunggu petugas kebersihan untuk membukakan pintu.
"Kejadian yang sebenarnya adalah para siswa sedang menunggu dibukakan pintu oleh petugas yang memegang kunci ruangan pertemuan," ujar Wawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.