Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begitu Sulit Mencari Berang-berang di Sungai Ciliwung...

Kompas.com - 08/10/2022, 13:30 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Berang-berang sudah jarang ditemui di sungai di kota besar. Padahal, sungai merupakan habitat asli mamalia ini.

Kompas.com bersama Komunitas Asta Indonesia dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mencoba menelusuri Sungai Ciliwung, tepatnya di kolong jembatan kawasan Grand Depok City (GDC), Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (8/10/2022).

Sejak pukul 10.00 WIB, rombongan memulai perjalanan mencari jejak berang-berang dengan menyusuri Sungai Ciliwung.

Begitu Sulit

Setidaknya, ada empat orang yang mencoba mencari jejak dari aktivitas berang-berang.

Baca juga: Berang-berang, Hewan Berwajah Lucu yang Setia pada Satu Pasangan

Dimulai dari titik pertama, dua orang menyeberang sungai yang tingginya mencapai sekitar 90 sentimeter. Keduanya menilik beberapa titik untuk mencari jejak berang-berang yang lebih aktif pada malam hari.

Kemudian, Kompas.com mengikuti kegiatan pemantauan berang-berang melalui jalur darat.

Perjalanan menuju lokasi yang diduga menjadi sarang berang-berang cukup sulit dilalui. Kondisi tanah yang basah dikelilingi pohon bambu menjadi lokasi pertama yang didatangi.

Kumpulan sampah plastik bekas minuman, kayu, kaleng, serta kemasan makanan memenuhi jalan yang dilalui untuk mencari mamalia berbulu itu.

Baca juga: Mengapa Berang-berang Laut Berpegangan Tangan Saat Tidur?

Ketua pelaksana studi berang-berang di segmen 4 Ciliwung Depok Wildansyah (19) menyebutkan, kegiatan ini dimulai dari Ciliwung di bawah jembatan GDC lantaran sebelumnya ditemukan aktivitas berang-berang di tiga lokasi berdekatan.

Oleh sebab itu, mereka mulai melakukan peninjauan kembali untuk menemukan hewan tersebut.

"Kemarin (Jumat) lokasinya ditemukan jejak berang-berang di tiga spot di bawah jembatan," sebut Wildan, Sabtu.

Jumat itu, Wildan bersama timnya sudah melakukan pemantauan pada sore hari, tetapi berang-berang masih belum terlihat. Berdasarkan informasi yang didapatkannya, hewan itu baru terlihat pukul 03.00 WIB.

"Ada metode kedua, menyisir jembatan, biasanya berang-berang ada di bawah jembatan. Kemarin kami dikasih tahu ciri-cirinya ada di bawah jembatan karena kering," ungkap dia.

Baca juga: Bukan Hewan Imut, Ahli Identifikasi Fosil Berang-berang Seukuran Singa

Sayangnya, hingga pukul 13.20 WIB, tidak tampak adanya aktivitas berang-berang di sungai itu.

Namun, rombongan berhasil menemukan satu lokasi yang disinyalir menjadi sarang berang-berang. Sebab, ada beberapa jejak kaki yang diduga milik hewan akuatik tersebut.

Adapun kegiatan itu merupakan bagian dari Biodiversity Warriors (BW) Sponsorship Program, bantuan yang diberikan Yayasan Kehati untuk komunitas yang memiliki kegiatan menarik terkait pelestarian alam.

Komunitas Asta Indonesia menjadi salah satu komunitas yang terpilih dalam program ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com