Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Anies Sebut Jakarta Pasti Banjir Saat Curah Hujan Ekstrem, Sudahkah Pemprov Berbenah?

Kompas.com - 12/10/2022, 06:58 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Makanya kita mau tidak mau harus berpikir lebih realistis bahwa sistem kita sudah tidak sesuai dengan kondisi hujan yang terjadi sekarang," ucap Yayat pada 23 Februari 2021.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga juga mengatakan, ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan Pemprov DKI Jakarta untuk menyelesaikan persoalan banjir.

PR tersebut yakni membenahi sungai, baik dengan naturalisasi maupun normalisasi; membenahi drainase secara besar-besaran, dan membenahi kawasan pesisir untuk mengantisipasi banjir rob.

Lalu, sudahkah itu dilakukan?

Melalui siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta pada 8 Oktober 2022, Anies menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, Pemprov DKI telah melakukan berbagai program pengendalian banjir yang tidak berorientasi pada betonisasi.

Salah satunya, program gerebek lumpur atau kegiatan pengerukan lumpur di danau, sungai, dan waduk di Jakarta.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi proses pendangkalan dengan mengerahkan alat berat berskala hingga tiga kali lipat dari kapasitas biasanya.

Selain itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta membuat kolam olakan air guna menampung genangan air sementara di jalan raya saat hujan tiba. Air kemudian akan dialirkan ke sungai atau laut.

Baca juga: Jakarta Timur Banjir, Sudin SDA: Murni akibat Luapan Kali Ciliwung

Anies menjelaskan, Pemprov DKI juga memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan atau drainase vertikal, mengimplementasikan blue and green atau taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, menyediakan alat pengukur curah hujan, dan memperbaiki pompa.

Pemprov DKI Jakarta saat ini memiliki 475 unit pompa stasioner dan 429 unit pompa mobile. Kapasitas pompa disebut meningkat 54 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Total kapasitas pompa saat ini 129 meter kubik.

Menurut Anies, kini Pemprov DKI Jakarta tengah fokus menuntaskan program 942 project, yakni rehabilitasi 9 polder (sistem untuk menangani banjir rob yang terdiri dari kombinasi tanggul, kolam retensi, dan pompa), 4 retensi air (waduk), dan 2 sungai.

Rehabilitasi 9 polder disebut dapat menurunkan dampak banjir di dataran yang lebih rendah di Jakarta Utara, seperti Teluk Gong, Kelapa Gading, Muara Angke, dan lainnya.

Sementara itu, 4 waduk di Pondok Ranggon, Lebak Bulus, Brigif, dan Embung Wirajasa akan mereduksi banjir pada sistem aliran Kali Sunter, Kali Krukut, Kali Grogol, dan wilayah Cipinang-Melayu yang juga berfungsi sebagai penampung air. Air dari 4 waduk tersebut kemudian dialirkan ke laut.

Baca juga: Target Meleset, Wagub Riza Akui Banjir Jakarta Ada yang Tak Surut Dalam 6 Jam

Selain itu, kata Anies, Pemprov DKI meningkatkan kapasitas dua sungai, yaitu Kali Besar dan Kali Ciliwung. Langkah ini disebut untuk mengendalikan banjir kawasan.

Selain berfokus pada infrastruktur, lanjut Anies, Pemprov DKI Jakarta juga berinovasi dengan teknologi.

Salah satunya flood control system untuk memetakan masalah banjir yang lebih akurat serta pengelolaan resiko banjir yang lebih terukur.

Untuk mendapatkan data secara real-time dalam jumlah yang lebih banyak dan reliable, Pemprov DKI Jakarta memasang sensor di 178 titik rumah pompa dan pintu air serta kamera CCTV.

Alat-alat ini mengukur empat jenis data, yaitu ketinggian air, curah hujan, debit air, dan temperatur. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dan divisualisasikan dalam bentuk dashboard.

“Yang awalnya dilakukan secara manual, kini real-time. Yang awalnya terbatas, kini datanya melimpah, sehingga monitoring penanganan banjir lebih efektif. Petugas-petugas di lapangan dapat melakukan penanganan banjir secara lebih cepat. Kami berpandangan ini adalah progres dan akan terus kami tingkatkan,” ungkap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com