Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Anies Sebut Jakarta Pasti Banjir Saat Curah Hujan Ekstrem, Sudahkah Pemprov Berbenah?

Kompas.com - 12/10/2022, 06:58 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan mengeklaim bahwa banjir Jakarta terjadi lantaran kapasitas drainase tak sebanding dengan volume hujan yang mengguyur wilayah Ibu Kota.

Anies berujar, kapasitas drainase di Ibu Kota, yakni 50 milimeter hujan dan 100 milimeter hujan per hari.

Untuk diketahui, satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi bakal memiliki ketinggian satu milimeter, jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap.

"Kapasitas drainase kita itu 50 milimeter per hari. Kalau di jalan protokol sampai 100 milimeter per hari," ujar Anies, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Analogikan Banjir di Jakarta, Anies: Gelas 250 cc Dituangi Air 1 Liter, Anda Harap Tidak Tumpah?

Sementara itu, menurut Anies, hujan yang mengguyur Ibu Kota mencapai 140 milimeter-180 milimeter dalam waktu 2-3 jam.

Oleh karena itu, karena daya tampung drainase lebih kecil daripada air hujan yang turun, banjir melanda Ibu Kota.

"Nah, hujan yang kami alami kemarin ada yang 140 milimeter, ada 180 milimeter. Padahal, terjadinya bukan dalam satu hari 180 milimeter, (tapi) dalam 2-3 jam (mencapai) 180 milimeter. Maka, otomatis akan terjadi genangan (banjir)," kata Anies.

Analogi ala Anies

Dalam kesempatan yang berbeda, Anies memberi sebuah analogi terkait banjir di Ibu Kota akibat kapasitas drainase tak sebanding dengan volume hujan.

"Kalau sebuah wilayah kejatuhan air dengan 180 milimeter (kubik) dalam dua jam, pasti terjadi genangan. Itulah kenyataan. Dan sekarang kita menghadapi kenyataan hujan dengan volume yang luar biasa tinggi," ungkap Anies di Kota Tua Jakarta, Selasa (11/10/2022) malam.

Anies menyebutkan, hujan yang turun akhir-akhir ini termasuk hujan ekstrem dan tidak hanya terjadi di Jakarta.

"Begini, hujan yang kita hadapi selama beberapa hari ini relatif ekstrem. Seluruh Indonesia mengalami. Jadi kita persiapkan untuk bisa menanganinya cepat," sebut dia.

Baca juga: Anies Sebut Jakarta Banjir karena Volume Air Hujan Melampaui Kapasitas Drainase

Anies mengungkapkan, banjir Jakarta terjadi karena air yang masuk ke wilayah Jakarta melebihi daya tampung drainase/sungai.

Ia kemudian mencontohkan drainase/sungai di Jakarta ibarat gelas dengan daya tampung 250 cc, tetapi dituangi 1 liter air.

"Sama seperti Anda punya gelas 250 cc, dituangi air 1 liter, terus Anda harap tidak tumpah? Enggak mungkin, pasti tumpah," ungkap Anies.

Baca juga: Bandingkan Jakarta dengan Kota Lain, Ketika Hujan Berapa Lama Banjir Surut

Oleh karena itu, Anies mengatakan bahwa Pemprov DKI berfokus pada upaya pengeringan air yang tidak tertampung tersebut.

"Kalau sampai berhari-hari tidak terkelola (surut), itu ada masalah. Tapi kalau kemudian bisa langsung dikeringkan, bisa kata dikembalikan dengan volume air besar, itu berarti manajemennya berjalan baik," sebut Anies.

"Karena jumlah air yang jatuh tidak bisa dalam kendali kita, tetapi ketika hujan sudah berhenti berapa lama, itu bisa surut. Nah, itu manajemen," ungkap dia.

Terjadi pada tahun-tahun sebelumnya

Anies sejatinya telah mengetahui bahwa sistem drainase di Ibu Kota tak sebanding dengan volume hujan.

Sebab, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta pada 8 Februari 2020 juga disebut akibat hujan yang ekstrem. Curah hujan di Jakarta saat itu mencapai 244 milimeter.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com