"Anak-anak harus bersih tapi kami kesusahan dapat air bersih. Sedangkan, kami juga harus irit menggunakan air," kata dia.
Di satu sisi, warga bernama Agustina (46) menyebut lima bulan sebelumnya tangki air datang setiap hari. Namun, sebulan terakhir warga terpaksa menunggu selama dua hari untuk bisa mendapatkan air.
"Jadwalnya untuk aturan yang dijanjikan PAM Jaya awalnya kami dpaat setiap hari empat tangki," ucap Agustina.
"Setelah Dirut (Direktur Utama) baru datang, katanya ada tambahan empat tangki jadi delapan dalam satu hari tetapi tidak ada. Besoknya malah tangki datang setiap dua hari sekali," sambung dia.
Setidaknya ada empat tangki air yang mengaliri air ke dua wilayah yakni RT 08 dan RT 09 di RW 07 kampung tersebut.
Sebagai informasi, krisis air bersih yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan adanya perbaikan jaringan perpipaan di lokasi.
Pekerjaan itu dilakukan PT Aetra Air Jakarta selaku perusahaan penyuplai air bersih di wilayah setempat.
Pada Mei lalu, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan bahwa perbaikan jaringan perpipaan sudah hampir rampung
"Di situ ada perbaikan dari Aetra, hari ini sudah hampir sampai ujung perbaikannya," kata Ali, Selasa (24/5/2022).
Ali menuturkan, jaringan perpipaan air bersih selama ini sebenarnya sudah terpasang di sekitar RW 07 Marunda.
Namun, beberapa waktu belakangan ini air tidak mengalir lantaran terkendala proyek perbaikan tersebut.
"Itu hanya booster-nya, perbaikannya saja. Jadi perpipaannya sebenarnya sudah ada. Cuma karena ada perbaikan, makanya air jadi enggak mengalir," jelas Ali.
Adapun Kompas.com sudah mencoba menghubungi Ali Maulana Hakim terkait permasalahan krisis tersebut. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada respons yang dilontarkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.