Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibadah 15 Menit Sebelum Belajar, Siswa SMAN 101 Jakarta: Jadi Fokus Dekati Tuhan

Kompas.com - 14/10/2022, 18:33 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Budaya beribadah di SMA Negeri 101 Jakarta diterapkan seluruh siswa dan siswi sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Kegiatan yang diterapkan sesuai agama masing-masing siswa tersebut, telah berlangsung selama bertahun-tahun, setiap 15 menit pertama untuk mengawali hari-hari bersekolah.

"Setiap pagi selama 15 menit mulai 06.30 WIB, kami pisahkan. Siswa Muslim di kelas-kelas, mereka tadarusan. Yang beragama Kristen dikumpulkan di laboratorium bahasa, ibadah sederhana doa-doa. Yang beragama Buddha di perpustakaan," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 101 Jakarta, Satya Budi Apriyanto, Jumat (14/10/2022).

Selain digelar setiap pagi selama 15 menit, kegiatan ibadah dengan durasi lebih lama juga diterapkan setiap sebulan sekali pada hari Jumat.

"Kalau di hari Jumat, sebulan sekali, kami ada program Jumat Bahagia Religi. Durasinya lebih lama yakni 45 menit," ungkap Satya.

Baca juga: Kepsek Yakinkan Tak Ada Praktik Intoleransi di SMAN 101 Jakarta: Itu Hoaks!

Selain itu, setiap menjelang hari besar keagamaan, kegiatan beribadah juga diramaikan dengan mengundang pendakwah untuk agama Islam, dan pendeta untuk agama Kristen.

"Tidak hanya satu agama, sekolah juga merayakan hari-hari besar dari berbagai agama" ungkap dia.

"Sesekali kami juga mengundang pendeta untuk nasrani. Menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Paskah, Natal, dan lainnya. Begitu pun hari-hari besar agama Islam, juga kami mengadakan pesantren," jelas Satya.

Selain penganut Islam dan Nasrani, Satya menyebut saat ini terdapat seorang siswa yang menganut Buddha. Siswa tersebut juga mendapat waktu beribadah, dan dipersilahkan berkegiatan ibadah bersama di vihara.

"Kebetulan kami ada siswa beragama Buddha. Karena kami tidak ada pengajarnya, dia belajar dari pihak viharanya. Jadi dinilai dari pihak viharanya. Kalau nantinya penganut buddha lebih banyak, nanti bisa saja dirayakan juga hari besarnya," ungkap dia.

Tak ada diskriminasi

Salah satu siswa beragama Kristen Protestan, Benedictus Maengkom (17) mengaku senang bisa optimal beribadah di sekolah.

Terlebih, ia bisa fokus mendekatkan diri kepada Tuhan, tepat sebelum pelajaran dimulai.

"Kalau pagi-pagi itu, setiap sebelum belajar, kami ibadah seperti puji-pujian Tuhan. Setiap Jumat juga ada sesi firman Tuhan yang biasanya dibawakan oleh guru agama kami," kata Bened.

Menjadi siswa non muslim di SMA 101 Jakarta, Bened juga mengaku tidak pernah merasakan diskrimasi sebagai penganut agama yang non mayoritas.

"Menjadi siswa non muslim di SMA 101 itu menyenangkan ya. Enggak pernah merasakan diskriminasi sih. Semua sama saja, tidak diperlakukan berbeda. Di sini juga kami bisa fokus, untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan," ungkap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com