Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amarah Ibu ke Begal Pembunuh Sang Anak: Kamu Seenaknya Habisi Dia, Kini Saya Sebatang Kara!

Kompas.com - 21/10/2022, 09:35 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sri Susanti, ibu dari sopir taksi online berinisial ADR (26), tak kuasa menahan tangis dan amarahnya saat dipertemukan dengan tiga orang pembunuh sang anak.

Sri yang mengenakan baju berwarna biru tua tampak menatap ketiga pelaku yang duduk di sudut ruangan. Sambil menangis tersedu-sedu, ia mencurahkan isi hatinya.

"Saya ini susah payah melahirkan dan membesarkannya. Kalau orangtua kamu kehilangan anak, gimana perasaannya coba?" ujar Sri sambil terisak.

Pertemuan antara Sri dengan tiga pelaku berlangsung di ruang penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Video pertemuan itu pun diunggah Polda Metro Jaya di akun resmi Instagram-nya.

Baca juga: Ketika Ibu Bertemu Begal Pembunuh Anaknya: Kenapa Ada Iblis di Hati Kamu?

Adapun ADR merupakan sopir taksi online yang ditemukan tewas di perairan Teluk Jakarta, kawasan Muara Tawar, Tarumajaya, Bekasi, pada 5 Oktober 2022.

Jasad ADR pertama kali ditemukan oleh jajaran Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Metro Jaya. Saat itu, petugas menemukan sejumlah luka diduga akibat kekerasan.

Kasus tersebut akhirnya diselidiki oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Dari situ, terungkap bahwa ADR merupakan korban pembegalan.

Kesedihan dan amarah ibu korban

Sri tak kuasa menahan tangis saat mengetahui fakta di balik tewasnya sang anak ketika mencari nafkah sebagai sopir taksi online.

Sambil terisak, Sri mencecar pelaku AW, ME, dan MF yang telah menghabisi anak semata wayangnya dengan sejumlah pertanyaan.

"Gimana kalau posisinya ini menimpa mamak kamu? Gimana perasaan mamak kamu coba? Kok kamu tega?" kata Sri sambil menatap wajah AW yang berperan sebagai eksekutor.

"Kenapa ada iblis di hati kamu? Saya ini susah payah melahirkan dan membesarkannya tahu enggak?" sambung dia.

Baca juga: Nestapa Ibu Korban Begal di Cilincing: Sekarang Saya Sebatang Kara, Enggak Ada Siapa-siapa...

Sri kemudian mempertanyakan hati nurani pelaku yang tega membunuh ADR dan membuang jasadnya.

Sejumlah penyidik pun tampak berusaha menenangkan Sri yang tak kuasa menahan tangis dan amarahnya di hadapan pelaku.

"Kalau kamu mau mobil, silakan ambil, tapi tidak begitu caranya. Sekarang saya sendiri, saya sebatang kara enggak ada siapa-siapa," kata Sri kepada pelaku dengan nada kesal.

Berharap pelaku dihukum berat

Bagi Sri, sosok ADR sangatlah berharga. Sebab, korban adalah tulang punggung keluarga dan memiliki cita-cita besar untuk membahagiakan dan membanggakan Sri.

"Cita-citanya begitu besar tahu. Kamu dengan enaknya, dengan mudahnya menghabisi anak saya begitu saja," ucap Sri.

Penyidik yang tak tega melihat Sri menangis sambil mengungkapkan kekesalannya lantas mengajaknya keluar ruangan.

Dengan nada bergetar, Sri yang duduk di hadapan penyidik kembali menegaskan bahwa ADR adalah anak satu-satunya.

"Anak saya satu-satunya, Pak, anak tunggal!" kata Sri.

Baca juga: Penyesalan Begal Taksi Online di Cilincing: Enggak Enak, Tiap Hari Dihantui Rasa Bersalah...

Sri kemudian meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beserta jajarannya menindak tegas pelaku dan memberikan hukuman setimpal.

"Hukum setimpal, Pak, seberat-beratnya. Seperti sayatan pisau mereka menyayat anak saya secara perlahan, sampai dia tidak ada," tutur Sri.

Pelaku mengaku menyesal dan merasa bersalah

Usai bertemu dengan Sri, pelaku AW, ME, dan MF pun mengaku menyesal karena telah membegal ADR hingga tewas demi mendapatkan mobilnya.

Di hadapan penyidik, pelaku AW yang berperan sebagai eksekutor mengaku kerap dihantui rasa bersalah usai menjalankan aksinya.

"Saya nyesal. Jangan ngelakuin kayak gini. Enggak enak," kata AW.

"Bener-bener enggak enak, setiap hari dihantui rasa bersalah. Rasanya kayak hidup di badan yang kosong," sambung dia.

Baca juga: Sembunyikan Identitas, Tiga Begal Sopir Taksi Online di Cilincing Cari Korban Lewat Ponsel Orang Lain

AW bercerita bahwa pada saat kejadian, dia bersama ME dan MF langsung menikam korban dengan pisau hingga tewas karena panik.

Saat itu, korban ADR tidak langsung kabur dengan keluar dari mobil saat diancam menggunakan pisau.

Korban bahkan memberontak, sampai harus dipegangi oleh MF dan ME yang duduk di kursi tengah.

"Saya ancam pakai pisau, Pak, di area leher. Korban saya kira bakal langsung keluar," kata AW.

Setelah itu, ketiga pelaku sepakat untuk membuang jasad korban ke Kanal Banjir Timur (KBT) demi menutupi perbuatannya.

Kronologi berdasarkan hasil penyelidikan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, aksi pembegalan itu bermula ketika korban mendapatkan pesanan mengantar penumpang ke kawasan Pergudangan Marunda pada 4 Oktober 2022 malam.

Saat itu, pelaku meminjam ponsel seorang pemilik warung untuk memesan jasa korban selaku sopir taksi online. Cara ini menjadi modus pelaku menutupi identitasnya.

"Tiga pelaku mendatangi warung kopi milik saudara E dan meminta bantuan untuk untuk dipesankan taksi online dengan alasan HP baterainya sudah drop atau habis," kata Zulpan.

Baca juga: 3 Pembegal Sopir Taksi Online di Cilincing Beraksi karena Terjerat Utang

Sesampainya di lokasi tujuan, pelaku ME dan MF yang duduk di bangku tengah memegang tangan dan mencekik korban dari belakang.

Sementara itu, pelaku AW yang duduk di kursi depan langsung menikam korban berkali-kali hingga tewas.

"Selanjutnya pelaku AW alias B mengambil alih kemudi dan membawa korban ke Kanal Banjir Timur dan membuangnya," ungkap Zulpan.

Kini, ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat Pasal 364 ayat 4 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Ancaman hukumannya pidana mati atau pidana seumur hidup, atau jangka waktu tertentu paling lama 20 tahun penjara," ungkap Zulpan.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Panjiyoga mengungkapkan bahwa ketiga tersangka membegal dan mengambil mobil korban karena terlilit utang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com