Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ibu Bertemu Begal Pembunuh Anaknya: Kenapa Ada Iblis di Hati Kamu?

Kompas.com - 20/10/2022, 13:56 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Hukum setimpal, Pak, seberat-beratnya. Seperti sayatan pisau mereka menyayat anak saya secara perlahan, sampai dia tidak ada," ujar Sri Susanti di Mapolda Metro Jaya.

Sri merupakan, ibu dari sopir taksi online berinisial ADR (26) yang ditemukan tewas di perairan Teluk Jakarta, kawasan Muara Tawar, Tarumajaya, Bekasi, pada 5 Oktober 2022.

Jasad ADR pertama kali ditemukan oleh jajaran Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Metro Jaya. Saat itu, petugas menemukan sejumlah luka diduga akibat kekerasan.

Kasus tersebut akhirnya diselidiki oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna mengungkapkan penyebab tewasnya ADR.

Baca juga: Sembunyikan Identitas, Tiga Begal Sopir Taksi Online di Cilincing Cari Korban Lewat Ponsel Orang Lain

Setelah diselidiki, ADR ternyata korban pembegalan di kawasan Pergudangan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, yang kemudian dibuang pelaku ke Kali Banjir Kanal Timur (BKT).

Melalui video yang diunggah di akun Instagram Polda Metro Jaya, Sri tampak tak kuasa menahan tangis saat mengetahui fakta di balik tewasnya sang anak ketika mencari nafkah sebagai sopir taksi online.

Sambil terisak-isak, Sri yang didampingi oleh penyidik kemudian dipertemukan dengan tiga pelaku berinisial AW, ME, dan MF. Ketiganya hanya tertunduk saat dicecar sejumlah pertanyaan oleh Sri

"Gimana kalau posisinya ini menimpa mamak kamu? Gimana perasaan mamak kamu coba? Kok kamu tega?" kata Sri sambil menatap wajah AW yang berperan sebagai eksekutor.

Baca juga: 3 Pembegal Sopir Taksi Online di Cilincing Beraksi karena Terjerat Utang

"Kenapa ada iblis di hati kamu? Saya ini susah payah melahirkan dan membesarkannya tahu enggak?" sambungnya.

Sri lantas mempertanyakan alasan pelaku tega menghabisi anak semata wayang yang sedang bekerja demi menghidupi dirinya.

"Kalau kamu mau mobil, silakan ambil. Tapi tidak begitu caranya. Sekarang saya sendiri, enggak ada siapa-siapa. Saya sebatang kara di sini," ungkap Sri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ditreskrimum Pmj (@ditreskrimum_pmj)

Penyidik yang tak tega melihat Sri menangis sambil mengungkapkan kekesalannya lantas mengajaknya keluar ruangan.

Dengan nada bergetar, Sri yang duduk dihadapan penyidik menyebut bahwa ADR adalah anak satu-satunya dan juga merupakan tulang punggung keluarga.

"Anak saya satu-satunya, Pak, anak tunggal!" ucap Sri.

Baca juga: Saat WNA Asal Peru Telan 1,2 Kilogram Kokain untuk Diselundupkan ke Indonesia…

Sri pun kemudian meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beserta jajarannya agar menindak tegas para pelaku. Dia pun berharap para pelaku dapat diberikan hukuman setimpal.

"Yang terhormat Bapak Kapolda Metro Jaya beserta jajarannya. Terima kasih kerja keras Bapak-Bapak semua, yang telah mengungkap kasus anak saya," pungkas Sri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 364 ayat 4 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Ancaman hukumannya pidana mati, atau pidana seumur hidup, atau jangka waktu tertentu paling lama 20 tahun penjara," pungkas Zulpan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com