DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengungkapkan alasan baru memeriksa korban kekerasan seksual berinisial P (12).
Sebagai informasi, P merupakan salah satu korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan tiga pelaku di Pekapuran, Depok.
Adapun dari tiga terduga pelaku, dua di antaranya anak berusia 12 tahun berinisial G dan B, sedangkan pelaku lainnya pria berinisial B (42).
Yogen menuturkan, polisi baru memeriksa P lantaran kondisinya masih trauma atas kejadian tersebut.
"Melakukan BAP (berita acara pemeriksaan) terhadap korban itu membutuhkan waktu, karena memang saat itu alasannya korban masih trauma dan tidak tinggal di rumah, tapi tinggal bersama saudaranya. Termasuk kami mau BAP ke rumahnya pun tidak bisa," kata Yogen kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Oleh karena itu, Yogen menegaskan, keterlambatan pemeriksaan bukan karena adanya oknum polisi yang diduga membekingi pelaku, melainkan ibu korban menyatakan anaknya belum siap untuk dimintai keterangan.
"Keterlambatan itu bukan karena ada oknum backing, tapi karena korban belum siap diperiksa saat itu, belum siap diambil keterangan dan ibu korban juga menyatakan seperti itu," kata Yogen.
Baca juga: Polres Depok Selidiki Dugaan Pelaku Kekerasan Seksual Dibekingi Oknum Polisi
Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait datang ke Mapolres Depok untuk menindaklanjuti kasus pelecehan seksual yang telah dilaporkan orangtua korban pada 22 September 2022.
Pasalnya, kata Arist, sejak dilaporkan, polisi belum memeriksa korban P (12).
"Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Kasat, bagaimana nanti menindaklanjuti apakah segera ditangkap, karena laporan ibu itu sudah ada, tapi belum di-BAP. Nah ada apa?" kata Arist, Rabu (20/10/2022).
Baca juga: Polres Depok Selidiki Dugaan Pelaku Kekerasan Seksual Dibekingi Oknum Polisi
Arist menduga, penyelidikan kasus tersebut mangkrak lantaran ada oknum kepolisian berpangkat AKP yang melindungi pelaku.
"Nah, karena ini sangat penting saya dampingi, karena diduga ada keterlibatan mengupayakan untuk menutupi kasus ini dua orang, satu di antaranya berpangkat AKP yang aktif," kata Arist.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.