Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepanikan Warga Tambora Padamkan Api dengan Air Comberan: Ayo, Jangan Sampai Nyamber ke Belakang

Kompas.com - 27/10/2022, 17:19 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ember demi ember berisi air comberan berwarna hitam pekat disiramkan ke arah api yang membara di atap rumah, oleh warga dengan tergesa-gesa.

Kamis (27/10/2022) siang itu, sejumlah bangunan tengah dilahap si jago merah yang mengamuk di daerah padat penduduk di Gang FF, Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Melihat api melahap rumah-rumah tersebut, sejumlah warga langsung berupaya memadamkan api dengan alat pemadam yang mereka miliki.

Baca juga: Rumah Kebakaran di Tambora, Damkar dan Warga Gotong Royong Padamkan Api

Kepanikan dan rasa sesak terasa di antara gang sempit yang telah dipenuhi asap kebakaran.

Dengan jarak pandang terbatas dan napas terengah-engah, warga melemparkan ember-ember kosong dari lantai atas.

Mereka berharap seseorang mengisinya kembali dengan segera.

"Minggir, bantuin, yang diem aja mending minggir, bahaya," teriak salah satu warga dari lantai atas sebuah rumah yang telah hangus.

Salah satu warga yang turut berjibaku memadamkan api bernama Santana menceritakan awal mula kebakaran itu.

"Tiba-tiba ada anak kecil yang teriak kebakaran. Api sudah besar di rumah katering. Kita langsung madamin api," ungkap Santana.

"Dapat APAR (alat pemadam api ringan) dari warga RT 7, tapi enggak mempan. Terus pakai dua APAR, tetap enggak mempan juga," tambahnya.

Baca juga: Kebakaran di Tambora Hanguskan 5 Bangunan, Termasuk Dapur Katering dan Konfeksi

Gagal memadamkan api dengan APAR, Santana bersama puluhan warga bergotong-royong saling mengoper ember berisi air comberan hingga naik ke lantai 2 bangunan rumah.

"Warga ramai-ramai siram pakai air. Air apa saja yang ada, air comberan kek, seadanya. Alhamdulillah warga saling bantu," kata Santana.

Santana mengaku fokus di area belakang rumah dari lantai atas. Ia berupaya agar api tidak menyambar rumah-rumah di belakang rumah yang terbakar itu.

"Saya memang fokus pemadaman di area belakang, takut nyamber. Soalnya di belakang itu rumah-rumah terbuat dari seng sama kayu. Saya bilang, 'ayo jangan sampai nyamber ke belakang'," ungkap Santana.

Selagi kepanikan mengerumuni kepalanya, petugas pemadam tiba-tiba datang.

Sebanyak 21 unit mobil pemadam beserta 105 personel dikerahkan untuk memadamkan api di lokasi.

Baca juga: Petugas Damkar Kena Tipu, Seseorang Laporkan Kebakaran Palsu di Tambora

Santana sangat bersyukur petugas datang dalam waktu cepat sehingga api tak sampai menjilat lebih banyak rumah.

"Cepat bener untungnya mereka datang. Kalau enggak, habis semua mungkin," kata Santana.

Total, ada 5 bangunan yang terbakar dalam insiden kebakaran ini meliputi rumah industri konveksi, katering, dan rumah tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com