Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Rentan Terjadi di Tambora hingga Makan Korban Jiwa, Ahli Ungkap Faktor Penyebabnya

Kompas.com - 28/10/2022, 07:02 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam tiga bulan terakhir telah terjadi dua kebakaran besar di permukiman padat penduduk Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Kebakaran yang terjadi pada Kamis (27/10/2022) siang akibat kebocoran gas mennebabkan tiga rumah dilalap api dan dua lainnya ikut terdampak.

Lokasi kebakaran berada di Jalan Tanah Sereal XII, Gang FF, RT 008 RW 011, Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kebakaran kali ini.

Sementara pada Rabu (17/8/2022), kebakaran melanda bangunan ruko empat lantai yang dijadikan tempat usaha makanan sekaligus rumah kos di Jalan Duri Selatan 1, Duri Selatan, Tambora.

Baca juga: Cerita Kakek Selamat dari Kebakaran Tambora: Dengar Suara Kobaran Api dalam Lelap

Kebakaran yang dipicu oleh korsleting listrik tersebut menyebabkan enam penghuninya terjebak dan meninggal dunia.

Sebelumnya Sebanyak 35 rumah tinggal di Jalan Sawah Lio Raya, Jembatan Lima, Tambora, terbakar pada Selasa (26/7/2022) dini hari.

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Namun, kerugian akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp 875 juta.

Kepadatan bangunan jadi penyebab

Kerentanan kebakaran karena kepadatan permukiman penduduk oleh urbanisasi menjadi hal klasik di Jakarta.

Baca juga: Kisah Pilu Pengemudi Ojol Korban Kebakaran Tambora: Sepeda Motor Hangus, Tak Ada Harta Tersisa

Ini terungkap dari studi oleh Nuniek Susanti, Magister Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan rekan yang terbit di jurnal Tataloka pada 2020.

Studi menemukan, Tambora sebagai kecamatan terkecil di Jakarta Barat seluas 542,7 hektar, punya tingkat rawan kebakaran risiko sedang sebesar 65,7 persen dan tingkat risiko tinggi 27,8 persen.

Ini berkorelasi dengan kepadatan penduduk sebesar 49.240 jiwa/kilometer persegi (BPS, 2017), yang menempatkannya sebagai kecamatan terpadat kedua di DKI Jakarta.

Risiko kebakaran sedang ada pada kawasan dengan kondisi fisik kepadatan bangunan  tinggi, disertai tingginya aktivitas penduduk, lebar jalan yang sempit serta tidak terjangkau oleh hidran.

Baca juga: Tak Ada Hidran di Lokasi Kebakaran Tambora

Sementara itu, risiko kebakaran tinggi terbentuk karena faktor tambahan, seperti persentase kelompok umur lansia dan anak-anak yang lebih banyak dan faktor tingkat pendidikan rendah, dengan rata-rata SMP.

Ada juga faktor pendapatan rendah, yang mana mayoritas warga di sana berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan.

Perlu penataan ulang

Endrawati Fatimah, dosen Jurusan Teknik Planologi Universitas Trisakti, menilai, penataan ulang kawasan hunian di DKI Jakarta mendesak untuk dilakukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com