Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar Margonda yang Tak Pernah Steril Bahkan Saat Sedang Direvitalisasi, Jadi Tempat Parkir dan Jualan...

Kompas.com - 29/10/2022, 10:08 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Persoalan pengendara yang parkir sembarangan hingga pedagang yang berjualan di atas trotoar Jalan Margonda Raya, Depok menjadi masalah yang tak pernah terselesaikan.

Bahkan saat sedang direvitalisasi, trotoar tersebut tak juga steril. Padahal, revitalisasi trotoar tersebut ditujukan untuk pejalan kaki, bukan untuk tempat parkir atau berjualan.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di Jalan Margonda Raya pada Jumat (28/10/2022) sekitar pukul 14.15 WIB, terlihat dua mobil terparkir di atas trotoar Margonda yang masih dalam tahap revitalisasi. Bahkan, terdapat juga beberapa motor berjejer di trotoar itu.

Dua mobil itu terparkir di dua lokasi yang berbeda. Satu mobil parkir tepat di depan percetakan Anugerah Printshop, sedangkan mobil lainnya di dekat Jalan Kober.

Baca juga: Belum Tersedia Kantong Parkir di Margonda Depok, Warga Bisa Taruh Kendaraan di Balai Kota

Melihat pemasalah itu, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengaku sedih karena masih banyak masyarakat yang memarkirkan kendaraan dan berjualan di trotoar.

"Ya saya sangat sedih kepada masyarakat yang memanfaatkan trotoar untuk kepentingan pribadinya baik untuk parkir, untuk dagang, apalagi trotoarnya baru dibetulin," kata Imam setelah menghadiri acara Depok Wedding Expo di Pesona Square, Jumat (28/10/2022).

Pria yang kerap disapa IBH itu mengaku kasihan kepada para pejalan kaki lantaran harus bersaing dengan kendaraan.

Padahal, pejalan kaki yang seharusnya menikmati trotoar yang telah disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

"Kasihan masyarakat pejalan kaki di lingkungan trotoar itu harus bersaing dengan motor dan mobil," kata IBH.

Baca juga: Trotoar Margonda Jadi Tempat Parkir dan Berdagang, Wakil Walkot: Yang Lihat, Kasih Tahu Kami...

Kendati demikian, Imam mengimbau agar seluruh masyarakat tak menggunakan trotoar untuk kepentingan pribadinya, seperti parkir dan bisnis.

Belum Sediakan Kantong Parkir

Berkaitan dengan ketersediaan kantong parkir sebagai antisipasi penyalahgunaan fungsi trotoar, IBH mengaku hingga kini Pemkot Depok belum menyediakannya.

Menurut dia, pihaknya harus membahas terlebih dahulu sebelum merealisasikan penyediaan kantong-kantong parkir di wilayahnya.

"Pemkot belum menyediakan kantong parkir, tapi nanti kami akan rapatkan," kata IBH.

Namun, IBH menyarankan, para pengendara yang ingin mengunjungi tempat-tempat di kawasan Margonda, sebaiknya memakirkan kendaraannya di Balai Kota Depok.

Sebab, Pemkot Depok ingin mengubah kebiasaan warganya agar jalan kaki saat berkegiatan.

Baca juga: Trotoar Margonda Jadi Tempat Parkir, Pemkot Depok: Kasihan Pejalan Kaki Saingan dengan Mobil dan Motor

"Kalau mau parkir karena trotoar sudah bagus, maka kami sediakan parkir di Pemda. Tinggal jalan kaki, karena kami ingin mengajak warga sehat dengan berjalan kaki " kata dia.

Selain itu, IBH mengaku ingin menumbuhkan ekonomi warganya melalui orang berjalan kaki di sepanjang Jajan Margonda Raya.

Untuk itu, dia menekankan, trotoar yang direvitalisiasi Pemkot Depok diperuntukkan bagi pejalan kaki, bukan untuk tempat parkir.

"Menyoal dilarang parkir dan berhenti bagi toko yang tidak mempunyai area parkir, jangan menggunakan trotoar sebagai tempat parkir, itu bukan tujuan dibangunnya trotoar," ujar IBH.

Wakil Walkot Minta Masyarakat Lapor

IBH meminta tolong kepada masyarakat untuk melaporkan jika menemukan penyalahgunaan fungsi trotoar di Jalan Margonda Raya.

Baca juga: Jalan Margonda Depok Banjir, Warga: Di Mana-mana jadi Kena Macet

Menurut dia, fungsi trotoar itu disalahgunakan untuk tempat parkiran kendaraan dan berdagang.

"Untuk yang melihat tolong kasih tahu, kerjasama dengan kami, bisa dimasukin ke media sosial dan juga beritahu dengan baik agar tak menggunakan trotoar yang sudah kami bangun," ujar dia.

Kendati demikian, IBH mengaku telah mengevaluasi serta mengawasi lokasi-lokasi trotoar yang sering disalahgunakan oleh masyarakat.

"Kemarin saya sudah mulai mengawasi, maka sudah dievaluasi juga hal tersebut. Mudah-mudahan ini enggak berlarut," kata IBH.

"Karena kami punya filosofi ketika trotoar dibangun itu untuk orang jalan bukan untuk dagang dan parkir," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com