Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Kekisruhan "Berdendang Bergoyang", Polres Bekasi Larang Konser Musik Skala Besar di Area Terbuka

Kompas.com - 01/11/2022, 21:18 WIB
Joy Andre,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Polres Metro Kota Bekasi memutuskan, tak akan mengizinkan penyelenggaraan festival musik berkala besar di area terbuka.

Keputusan ini disampaikan oleh Kepala Polres Metro Kota Bekasi Kombes (Pol) Hengki berkaca dari kasus festival musik "Berdendang Bergoyang" di Istora Senayan, Jakarta, yang terpaksa dihentikan karena alasan mementingkan keselamatan nyawa penonton.

"Ya, itu (berkaca di Istora). Karena diketahui, (penyelenggara) menjual tiket penonton sekian ribu, ternyata yang hadir melebihi kapasitas," ucap Hengki saat ditemui awak media di Kecamatan Bekasi Selatan, Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Konser Berdendang Bergoyang Lebihi Kapasitas, Komisi B DPRD DKI Akan Panggil Disparekraf

Ia juga beralasan, pihaknya mempertimbangkan alasan keamanan dan keselamatan para pengunjung.

Menurut Hengki, acara konser musik memang rentan menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Karena nanti orang akan minum-minuman keras, mabuk-mabukan, yang akan menimbulkan gangguan kamtibmas dan lainnya, termasuk susah untuk dipantau," jelas Hengki.

Kendati demikian, pihak kepolisian tetap memberi kompensasi kepada para penyelenggara yang mau menggelar konser musik.

Kompensasi tersebut diberikan apabila penyelenggara mau menggelar konser di area tertutup. Hal itu guna menghindari penjualan tiket yang melebihi kapasitas.

"Kecuali pengajuan di tempat gedung tertutup. Dia (penyelenggara) bisa menjual tiket berapa, kapasitas berapa. Itu akan ketahuan dan penyelenggara tidak akan diizinkan untuk menjual tiket lebih dari kapasitas yang ada," pungkas Hengki.

Baca juga: Polisi: 27 Orang Dilarikan ke RS karena Pingsan pada Hari Pertama Berdendang Bergoyang

Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat terpaksa menghentikan festival musik Berdendang Bergoyang di area Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (29/10/2022) pukul 22.10 WIB.

Kebijakan itu dilakukan setelah melihat kondisi acara berpotensi mengarah ke gangguan keselamatan nyawa penonton.

"Sampai (Sabtu) pukul 20.00 WIB, jumlah penonton sudah lebih dari 21.000," ujar Kapolres Metro Bekasi Kombes (Pol) Komarudin kepada wartawan, Minggu (30/10/2022) dini hari.

Hal itu menyebabkan penumpukan penonton di area festival musik. Bahkan, mobilitas di dalam cenderung terkunci. Sejumlah penonton mengalami pingsan.

Baca juga: Pakar Sebut Berdendang Bergoyang Festival Dibubarkan karena Kerja Polisi Tak Maksimal

Selain itu, di akses masuk, juga terjadi aksi dorong mendorong oleh penonton yang belum bisa masuk ke venue.

"Penonton dari luar pengin masuk Istora, terbentur dengan kondisi Istora yang tidak memungkinkan. Sangat-sangat tidak mungkin lagi untuk menambah jumlah penonton. Terjadi dorong-dorongan," ucap Komarudin.

Situasi semakin kacau karena pengunjung yang telanjur membeli tiket menuntut panitia untuk mengembalikan uangnya lantaran tidak bisa masuk ke area festival musik.

Atas peristiwa itu, lima orang panitia diinterogasi polisi. Tetapi polisi belum mengumumkan apakah ditemukan unsur pidana di dalamnya atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com