Ismail mengaku kaget saat mendengar usulan anggaran penanganan kemacetan dipangkas.
"Terkait Dishub, saya terkejut di sini. Kami kemarin sepakat mengatasi kemacetan dan ternyata ada restrukturisasi yang signifikan dari Rp 9,3 triliun menjadi Rp 8,5 triliun," kata Ismail.
Dengan pemangkasan anggaran itu, ia khawatir penanganan kemacetan nantinya masih menggunakan metode konvensional.
Baca juga: Mencari Obat Mujarab Kemacetan Jakarta...
Padahal, telah ada kesepakatan antara Pemprov DKI-DPRD DKI untuk menangani kemacetan menggunakan teknologi.
"Saya khawatir upaya mengatasi kemacetan sifatnya konvensional. Pada beberapa pertemuan sebelumnya itu, kami sudah mengarahkan untuk memanfaatkan teknologi, IT (information technology)," ujar dia.
"Kami tidak mengagendakan upaya mengatasi kemacetan yang tidak memanfaatkan teknonolgi tersebut," imbuh Ismail.
Saat rapat, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo sempat membahas tentang ETLE bersama Gembong Warsono.
Syafrin mulanya berujar, penegakkan tata tertib berlalu lintas diharapkan dapat meningkat setelah pemasangan ETLE diperluas.
"Kami akan berkolaborasi dengan rekan-rekan Polda Metro Jaya terkait dengan optimalisasi penegakan hukum dengan ETLE yang diperluas," kata dia.
Baca juga: Catatan Seputar ETLE: Masih Ada Celah Pungli hingga Peringatan Tak Asal Pinjamkan Kendaraan
Usai Syafrin memaparkan hal ini, Gembong bertanya apakah ETLE efektif untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota.
"Soal ETLE, itu seberapa persen ngaruh untuk ngatasin macet?" tanya Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta itu kepada Syafrin.
Menjawab hal tersebut, berdasar koordinasi dengan kepolisian, Syafrin menyebut bahwa jumlah pelanggaran lalu lintas menurun sebanyak 30 persen usai ETLE diterapkan di Ibu Kota.
Dengan penurunan itu, menurut Syafrin, kinerja lalu lintas di jalan yang ber-ETLE meningkat.
"Artinya begitu pelanggaran lalu lintas rurun, maka kinerja lalu lintas di ruang lalu lintas yang ada ETLE-nya itu meningkat," klaim dia.
Syafrin kemudian mencontohkan, di kawasan Sudirman-Thamrin yang terinstal ETLE di hampir seluruh sudutnya, kecepatan lalu lintas berada di atas 35 kilometer per jam saat waktu tertentu di jam sibuk (rush hour).